Mataram (ANTARA News) - Tirzha Aurelia, siswi kelas empat Sekolah Dasar Alethea Mataram, Nusa Tenggara Barat, salah satu korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 dikenal sebagai sosok anak yang berprestasi dalam belajar matematika.

Tirzha anak kecil yang lahir pada 17 Januari 2006 itu adalah buah hati pasangan Handika dan Ang Kim Chen, warga Kota Mataram. Namun, Tirzha kala itu terbang bersama bibinya, Ang Mie Jong, dan sepupunya Lina Soetanto, untuk berlibur di Singapura.

Tirzha diketahui tinggal bersama bibinya di lingkungan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Sedangkan, orang tuanya berpisah. Ibunya tinggal di Denpasar, Bali, dan ayahnya bermukim di Surabaya, Jawa Timur.

Menurut Wali Kelas Tirzha, Ana Meryana, pada Senin, bahwa gadis kecil itu salah satu siswa berprestasi di sekolah tersebut. Tirzha pernah mendapat juara satu dalam olimpiade matematika tingkat sekolah dasar se-Nusa Tenggara Barat pada November 2014. Piagam penghargaannya pun belum diambil karena dia lebih dulu berangkat untuk berlibur ke Singapura.

Ana menjelaskan meski berprestasi, Tirzha dikenal sebagai anak yang sangat pendiam namun mudah mampu berbaur dengan teman-temannya disekolah. Menurut pengakuan wali kelasnya, Tirzha memiliki masalah dengan matanya yang silinder sehingga sering meminta duduk di bagian depan di kelas.

Beberapa hari sebelum berangkat liburan ke Singapura, kata dia, Tirzha didampingi bibinya meminta izin terlambat masuk sekolah karena akan menghabiskan waktu liburannya. Ana sendiri, tidak mempersoalkannya karena kemungkinan hanya terlambat beberapa hari, namun bibinya mengusahakan agar Tirzha masuk sekolah pada tepat waktu.

"Itu terakhir kali saya bicara dengan Tirzha. Jadi, waktu saya mendengar kabar kecelakaan pesawat menuju Singapura itu pikiran saya langsung ingat ke Tirzha," katanya.

Ana menambahkan sepupu Tirzha yakni Lina Soetanto, juga merupakan siswi lulusan SD Alethea Kota Mataram pada tahun 2002. Lina diketahui sama berprestasinya dengan Tirzha. "Lina banyak mendapatkan piala selama bersekolah di sini," katanya.

Tirzha, Lina Soetanto, maupun Ang Mie Jong belum ditemukan hingga kini. Para siswa dan guru di sekolah itu mengenangnya melalui doa bersama. Mereka menabur bunga di hadapan foto Tirzha Aurelia dan Lina Soetanto yang terpampang di halaman sekolah.

"Kita ada teman juga di Pangkalan Bun dan Juanda yang siap membantu menemukan jenazah mereka. Apa pun yang terjadi, semoga cepat ditemukan. Saya harapkan yang sampai sekarang ini, dari 34 yang ditemukan, diantaranta ada mereka. Namun sampai saat ini belum saya dengar," ujarnya.

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015