Jakarta (ANTARA News) - Para tokoh muda Muhammadiyah akan mendeklarasikan Partai Matahari Bangsa (PMB) pada 11 Desember 2006 sebagai upaya menampung aspirasi warga Muhammadiyah yang saat ini semakin tidak didengar di partai-partai politik terutama PAN yang justru dilahirkan Muhmmadiyah. "Karena suara kami hanya `dititipkan` maka `partai` yang dititipkan bisa saja tidak mendengar," kata Ketua Umum PMB sekaligus inisiator PMB Imam Adaraqutni seusai konferensi pers PMB dengan wartawan, Minggu. Mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah tersebut mengatakan PMB merupakan partai yang didedikasikan untuk warga Muhammadiyah dan membawa suara Muhammadiyah di pentas politik nasional. Menurut Imam, hubungan antara Muhammadiyah dengan partai politik telah dimulai sejak awal kemerdekaan. Pertama, Muhammadiyah memiliki hubungan dengan Partai Masyumi, kemudian dengan Partai Persis, dan pada era reformasi para tokoh Muhammadiyah membidani Partai Amanat Nasional (PAN). "Namun semuanya berakhir dengan mengecewakan," katanya. Untuk itu, dengan PMB ini pihaknya berupaya untuk `mengemong` (memelihara) warga Muhammadiyah sebagai salah satu bagian integral bangsa Indonesia terutama dalam politik nasional, sehingga suara dan aspirasinya dapat terus disampaikan. Sekretaris Jenderal PMB Ahmad Rofiq menambahkan selama ini partai yang menjadi naungan warga Muhammadiyah belum bisa menampilkan suara Muhammadiyah. "Adanya perbedaan ideologi antara Muhammadiyah dengan partai politik yang menaungi warga Muhammadiyah telah membuat jarak antara partai politik dan warga Muhammadiyah itu sendiri," kata Sekretaris Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah tersebut. Untuk itu dalam PMB, asas yang digunakan adalah Islam sesuai dengan warga masyarakat Muhammadiyah yang Islam. "Islam sebagai realitas sosial dan politik tetap memiliki kekuatan, dan kita pun tidak mau dilihat sebagai partai politik yang tidak jelas asasnya. Namun demikian Islam dalam PMB tersebut adalah Islam yang berkemajuan. Selain itu kami juga akan mengedepankan Islam sebagai substantif," katanya. Sementara itu menanggapi apakah hal ini tidak akan menggembosi PAN sebagai salah satu partai politik yang kelahirannya didirikan para tokoh Muhammadiyah, Imam mengatakan pihaknya hanya berkonsentrasi untuk memelihara warga Muhammadiyah dan menjadikan aspirasi Muhammadiyah sebagai aspirasi PMB. "Jadi kami tidak mengurusi partai lain. Jika memang akhirnya realitasnya terjadi seperti itu (suara PAN menurun) ya mesti bilang apa," katanya. Hingga saat ini, pihaknya mengaku telah merampungkan 90 persen keberadaan dewan pimpinan daerah dari seluruh propinsi di Indonesia. "Kami berharap pada 11 Desember nanti telah selesai 100 persen," katanya. konperensi pers tersebut diikuti sekitar 10 inisiator yang terutama dari kalangan Pemuda Muhammadiyah, seperti Ketua Pemuda Muhammadiyah Faozan Amar dan Armyn ultom.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006