Washington (ANTARA News) - Dua kakak beradik yang menjadi tersangka dalam serangan mematikan di majalah satir Prancis Charlie Hebdo ternyata sudah masuk daftar pengawasan teror AS "selama bertahun-tahun," kata seorang pejabat penegak hukum, Kamis (8/1).

Cherif dan Said Kouachi, yang diyakini telah menembak mati 12 orang pada hari Rabu (7/1) di kantor majalah tersebut di Paris, telah "masuk dalam daftar pengawasan kami selama bertahun-tahun," kata pejabat itu seperti dilansir AFP.

Kedua kakak beradik yang masih dalam pencarian sudah ditandai di dalam database AS sebagai tersangka teroris, dan juga pada daftar pelarangan terbang, yang berarti mereka dilarang terbang ke wilayah Amerika Serikat.

Pejabat tersebut mengatakan bahwa Kouachi pernah tinggal beberapa bulan di Yaman pada 2011 untuk mendapatkan pelatihan pertempuran dengan menggunakan senjata ringan dan keahlian menembak jitu dan berbagai keterampilan lainnya, berdasarkan laporan surat kabar New York Times mengutip seorang pejabat senior AS.

Pasukan keamanan elit Prancis mengerahkan helikopter dalam melakukan perburuan malam hari untuk kedua bersaudara itu di bagian utara Prancis, tempat dua tersangka yang dilaporkan juga melakukan aksi kekerasan lainnya di sebuah pompa bensin.

kelompok garis keras Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yang sering menabur teror di Irak dan Suriah serta menyerukan jihad global, memuji kedua bersaudara ini sebagai "pahlawan" kepada stasiun radio Islam yang berbasis di New South Wales, Australia Al-Bayan.

(Uu.A050)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015