Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Selasa pagi, melemah tajam hingga melewati batas psikologis Rp9.150 menjadi Rp9.157/9.163 per dolar AS dibandingkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya pada level Rp9.133./9.137 atau mengalami penurunan sebanyak 24 poin. "Turunnya rupiah itu tertekan oleh melemah pasar regional, seperti pasar saham akibat memburuknya bursa Wall Street, kata pengamat pasar uang, Farial Anwar, di Jakarta, Selasa. Dia mengatakan pasar saham Asia melemah, karena investor asing khawatir dengan pertumbuhan ekonomi AS yang melambat, sehubungan negara "Paman Sam" itu merupakan pasar ekspor utama negara-negara Asia. Akibatnya indeks Nikkei Jepang turun sebesar 1,29 persen, indeks Kospi, Korea Selatan 1,19 persen, dan indeks SP/ASX 200, Australia melemah 1,24 persen, katanya. Menurut dia, koreksi terhadap rupiah ini hanya sementara saja dan mata uang lokal itu akan kembali membaik yang berada pada kisaran antara Rp9.100 sampai Rp9.150 per dolar AS. Hal ini didukung oleh faktor fundamental ekonomi Indonesia yang terus membaik, apalagi pada tahun 2007 merupakan momentum yang tepat untuk segera meningkatkan ekonomi nasional kian berkembang, katanya. Selain itu juga, lanjut dia, adanya pertemuan para menteri keuangan Eropa di Brussel yang menyatakan bahwa kenaikan mata uang tunggal euro tidak menimbulkan masalah. Kenaikan itu dinilai wajar setelah beberapa waktu lalu terkoreksi, ujarnya. Pasar valas domestik, menurut dia saat ini didominasi aksi lepas rupiah, setelah pekan lalu cenderung menguat, sehingga mendekati level Rp9.100 per dolar AS. Namun, katanya, peran permintaan dana penawaran masih tetap memegang peranan dalam menentukan rupiah naik atau turun. "Kami memperkirakan rupiah akan kembali membaik. Jadi koreksi yang terjadi saat ini, karena tekanan pasar regional yang cenderung melemah, namun pada saat tertentu akan kembali membaik," tambahnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006