Namun mantan pemain Newcastle United dan Tottenham Hotspur ini tidak memiliki peluang untuk memenangi pemilihan, dan kemungkinan tidak mendapatkan jumlah nominasi yang diperlukan untuk secara resmi mengikuti persaingan ini, lapor Reuters.
Ginola, yang akan berusia 48 tahun pada bulan ini, akan menjadi kandidat ketiga yang mengumumkan bahwa ia menantang sesama pria Prancis Jeroma Champagne dan Pangeran Ali bin Al Hussein dari Jordania, menurut situs surat kabar The Sun (www.thesun.co.uk).
Pejabat petahana asal Swiss Sepp Blatter, yang difavoritkan untuk memenangi pemilihan untuk kelima kalinya, akan mengeluarkan pengumuman formalnya untuk kembali menjadi calon presiden FIFA dalam dua pekan mendatang.
Ginola akan mendeklarasikan niatnya untuk mengikuti pencalonan pada konferensi pers di London pada Jumat, yang disokong oleh perusahaan judi Paddy Power dan organisasi The Change FIFA.
Bagaimanapun, kampanyenya hanya akan menjadi resmi jika ia mampu membuktikan dirinya mendapat dukungan dari lima asosiasi nasional sebelum 29 Januari, tenggat waktu empat bulan sebelum pemungutan suara dilakukan pada Kongres FIFA di Zurich pada 29 Mei.
Ginola bermain sebanyak 17 kali untuk negaranya pada 1990-an dan, setelah menghabiskan sepuluh tahun pertama karirnya di Prancis, yang paling diingat saat membela Paris Saint Germain, ia pindah ke Inggris pada 1995 di mana ia bermain untuk Newcastle, Spurs, Aston Villa, dan Everton.
Populer di atas lapangan hijau karena bakat serta ketampanannya, Ginola menjadi favorit para penggemar di Newcastle dan Tottenham ketika ia memenangi Piala Liga pada 1999.
Ginola, yang merupakan Pesepak Bola Terbaik di Inggris 1999, tetap aktif di sepak bola sejak pensiun sebagai pemain pada 2002, di mana ia terlibat dengan beberapa klub di Asia dan Prancis.
Ia juga bekerja sebagai aktor dan model.
(H-RF/I015)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
