Bandung (ANTARA News) - Penata artistik dan Sutradara Jay Subiyakto berharap Presiden Joko Widodo turun tangan atas penangkapan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto, Jumat.

"Jokowi harus memberi respon atas penangkapan ini," kata Jay saat dihubungi ANTARA News dari Bandung, Jumat.

Jay menilai penangkapan atas Bambang yang biasa disebut BW itu seperti kelanjutan isu cicak vs buaya yang pernah mencuat beberapa tahun lalu.

Ia mengatakan serangan terhadap KPK sudah terlihat sejak beredarnya foto mesra mirip Ketua KPK Abraham Samad dan Putri Indonesia Elvira Devinamira.

"Ini memang sudah kelihatan dari sejak BG (Komjen Pol Budi Gunawan) sebagai tersangka. Sudah kelihatan dari misalnya foto Abraham Samad itu," ujar Jay.

Menurut Jay, apabila memang benar penangkapan terhadap BW ada kaitannya setelah penetapan BG sebagai tersangka, maka Polri tidak kooperatif. Padahal, lanjut Jay, Polri merupakan garda terdepan yang seharusnya melindungi rakyat.

"Ini yang dari dulu tidak pernah dibereskan oleh pemerintah dari presiden siapapun. Ini cara-cara kasar, mau bela institusi polri bagaimana pun caranya, padahal yang kita tahu di sana yan paling banyak korupsi," ujar Jay.

PIhak Mabes Polri membenarkan soal penangkapan wakil ketua KPK Bambang Widjojanto oleh Bareskrim Polri pagi ini karena Mabes Polri menemukan sejumlah bukti kuat keterkaitan BW dengan kasus dugaan saksi palsu terkait sidang Pilkada di Mahkamah Konstitusi di Kotawaringin Barat pada tahun 2010.

"Kalau semua orang dicari masalah yang pasti lama banyak. Ini cara gembosin KPK, KPK mau dihancurkan," tutur Jay.

Oleh sebab itu, Jay berharap Jokowi segera turun tangan agar perseteruan KPK dan Polri tidak semakin berkembang.

"Jokowi harus ingat bahwa dia dulu dibantu dari non partai, rakyat, dan tanpa pamrih. Ada harapan besar pada Jokowi, kami dari dulu tidak mengharapkan balasan apa-apa, tetapi kalau Jokowi salah langkah kami akan beri masukan," kata Jay yang dikenal sebagai relawan Jokowi.

"Sekarang belum beberapa bulan banyak yang harus dibenahi dari langkah Jokowi," tambahnya.

Meskipun begitu, Jay masih menaruh harapan pada Jokowi. Jay mengatakan rakyat juga harus bergerak. "Ini (Jokowi) bisa lebih kita kontrol dibanding lawannya dulu. Dia ditekan (partai pendukungnya), maka kalau rakyat bicara dia bisa bilang partainya. Jokowi masih sangat berhati-hati bagaimana membersihkan partai dan kabinetnya yang banyak titipan," kata Jay.

Pewarta: Monalisa
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015