... Teheran dan Riyadh telah tegang sejak revolusi Islam pada 1979...
Ankara (ANTARA News) - Iran menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya Raja Abdullah bin Abdulaziz dari Arab Saudi, kantor berita semi resmi Tasnim, melaporkan.

Hubungan Teheran dan Riyadh telah tegang sejak revolusi Islam pada 1979 yang menaikkan para ulama Syiah di Iran naik ke tampuk kekuasaan.

"Meteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, akan menghadiri pemakaman Raja Abdullah, di Riyadh," kata wanita juru bicara Kemlu Iran Marziyeh Afkham yang dikutip kantor berita itu.

Raja Abdullah wafat Jumat pagi dan saudaranya Salman menjadi raja, kata mahkamah kerajaan di negara penghasil minyak terbesar di dunia dalam satu pernyataan.

Zarif telah merencanakan akan mengunjungi Arab Saudi sebelumnya tetapi rencana itu ditunda sebagai protes atas penolakan Riyadh mengurangi produksi minyak mentah dan membantu mengangkat harga minyak dunia, kata seorang pejabat Iran pekan lalu.

Teheran dan Riyadh mendukung pihak-pihak bertikai dalam beberapa perang di kawasan dan perselisihan termasuk Bahrain, Yaman, Suriah, Irak dan Lebanon, tetapi seorang pembantu Pemimpin Tertinggi Ayatullah Ali Khamenei mengatakan Selasa bahwa Iran "siap untuk ... mengadakan pembicaraan jelas dan berlanjut semua kepentingan bersama dengan Arab Saudi."

Dari Riyadh diberitakan Raja Salman, Jumat, mengambil langkah menyelesaikan suksesi dengan mengangkat keponakannya, Mohammed bin Nayef, sebagai deputi putera mahkota.

Keputusan tersebut berarti ia akan menjadi orang pertama dari generasi itu yang akan memerintah kerajaan tersebut suatu hari.

Pangeran Mohammed, yang masih menduduki posisi Menteri Dalam Negeri, menurut keputusan kerajaan yang disiarkan televisi negara, akan memerintah setelah Salam dan Putera Mahkota Muqrin.

Pangeran Mohammed yang kawan dekat Amerika Serikat memperoleh pujian dari negara-negara Barat karena membasmi pemberontakan Al Qaeda dari 2003 hingga 2006 ketika dia sebagai kepala pasukan keamanan kerajaan.

Dilahirkan pada 1959, Pangeran Mohammed relatif muda dibandingkan standar yang ada di kalangan tokoh-tokoh senior Saudi, dan penunjukannya di urutan kedua untuk memimpin negara yang kaya minyak itu menjawab pertanyaan tentang suksesi selama bertahun-tahun yang akan datang.

Raja Salman juga mengangkat puteranya Mohammed bin Salman sebagai menteri pertahanan dan kepala mahkamah kerajaan, televisi itu melaporkan.

Raja itu memutuskan untuk tidak mengubah posisi menteri-menteri lain, termasuk menteri luar negeri, perminyakan dan keuangan, tambahnya.

Dengan keputusan tersebut, Khaled al-Tuwaijri, kepala Mahkamah Kerajaan di bawah Raja Abdullah (almarhum), digantikan posisinya.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015