Bandung, (ANTARA News) - DPRD Kota Bandung meminta Pemkot Bandung proaktif mengatasi pencemaran air di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Sarimukti, Cigedig Kabupaten Bandung akibat pembuatan kolam lindi yang kurang memadai. "Saya minta Pemkot Bandung proaktif berkoordinasi dengan Kabupaten Bandung dan Pemprov Jabar dalam menyelesaikan pencemaran air tersebut, jangan saling menunggu", kata Ketua DPRD Kota Bandung Husni Muttaqin kepada pers di Bandung, Jum`at (1/12). Menurut dia, sudah banyak laporan-laporan yang masuk yang meminta Pemkot Bandung segera menyelesaikan permasalahan itu, pasalnya air yang ada disekitar TPA itu sudah tidak bisa digunakan untuk klebuthan sehar-hari. Sementara itu Komisi C DPRD Bandung meminta kepada PD Kebersihan Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Perhutani Perum III Jabar untuk membuat kolam air lindi permanen di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sarimukti di Blok Cigedig Desa Sarimukti Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung. "Kami minta kepada PD Kebersihan Kota Bandung dan instansi terkait lainnya untuk segera membuat kolam lindi permanen, karena kolam lindi alami yang ada saat ini bisa menyebabkan pencemaran air dan lingkungan sekitar Desa Sarimukti", kata Sekretaris Komisi C DPRD Kota Bandung, Muchsin Al Fikri. Dikatakannya, Komisi C DPRD Kota Bandung pada Kamis (16/11) lalu bersama PD Kebersihan Kota Bandung melakukan pemantauan di TPA Sarimukti, dan ternyata sekitar 2,5 kilometer jalan ke arah TPA itu masih rusak, dan kolam air lindi pun masih alami, yakni hanya digali dengan tanah dengan kedalaman hampir enam meter. Ia menyebutkan, pembuatan kolam air lindi harus segera dipermanenkan agar tidak mencemarkan lingkungan sekitar, termasuk Waduk Cirata yang lokasinya tidak terlalu jauh dengan TPA tersebut. "Saya sudah meminta kepada PD Kebersihan Kota Bandung untuk segera membuat kolam air lindi dan mereka menyanggupinya. Namun pembuatannya akan dilakukan pada 2007 karena tidak memiliki dana yang cukup", kata Muchsin. Sebelumnya dilaporkan, akibat pengolahan air lindi yang saat ini belum optimal dari Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Sarimukti milik PD Kebersihan Kota Bandung, petani jaring terapung (japung) di Waduk Cirata Kabupaten Bandung terancam kerugian Rp320 Miliar pada musim penghujan mendatang. Demikian dikatakan anggota Komisi B DPRD Kabupaten Bandung, M Ikhsan kepada wartawan di Soreang, Jumat (24/11). Ikhsan mengatakan dari hasil pantauan komisi B, pada musim penghujan mendatang ikan-ikan yang ditanam oleh para petani akan terkena pencemaran limbah dari air lindi tersebut. "Jarak TPA dengan Waduk Cirata tidak terlalu jauh sehingga rembesan air dari tumpukan sampah akan mengalir ke waduk karena posisi waduk yang berada lebih rendah dibanding TPA", katanya. Volume sampah yang masuk setiap harinya ke TPA Sarimukti sebanyak 10 ribu kubik. "Itu jumlah yang sangat besar", katanya. Sementara itu, Walikota Bandung Dada Rosada menyatakan, pihaknya akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan pemerintah daerah yang lain, pasalnya yang menggunakan TPA tersebut tidak hanya Pemkot Bandung saja. "Kami akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Pemkab Bandung dan Pemprov Jabar untuk pembuatan kolam air lindi permanen, sehingga air lindi dari sampah tersbeut tidak mencemarkan lingkungan", katanya.(*)

Copyright © ANTARA 2006