Sidoarjo (ANTARA News) - Menyusul kasus amuk massa di Desa Tarik, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jatim, Jumat (1/12) malam, yang mengakibatkan tewasnya Imam Syafi'i, Polres Sidoarjo mengamankan kerabat dan keluarga korban dari kemungkinan terjadinya aksi lanjutan oleh warga. Informasi yang dihimpun wartawan di Sidoarjo, Sabtu, menyebutkan seluruh kerabat Imam terpaksa mengungsi ke Polres Sidoarjo, karena situasi Desa Tarik yang belum kondusif dan kemarahan warga yang masih belum reda. Kasus amuk massa yang menyebabkan tewasnya Imam, bermula dari kemarahan warga Desa Tarik terhadap adik korban, Edi Santoso (14), yang memperkosa dan membunuh warga setempat, SM (10), siswa SDN Menur III Surabaya, Selasa (28/11). Edi Santoso sendiri sudah ditangkap polisi dan dijebloskan ke tahanan. Pada Jumat (1/12) malam bertepatan dengan selamatan tiga hari meninggalnya SM, tiba-tiba salah seorang warga Desa Tarik berulah seperti kesurupan dan berlari menuju rumah orang tua Edi. Ulah seorang warga itu ternyata ikut memancing emosi warga yang kemudian mengepung rumah orang tua Edi. Semula puluhan warga hanya melempari rumah dengan batu, namun kemudian berkembang menjadi aksi bakar rumah. Penghuni rumah yang dibakar massa tersebut sempat menyelamatkan diri, termasuk kakak tersangka Edi Santoso bernama Imam. Namun naas bagi Imam, karena saat akan melarikan diri, massa menangkapnya dan kemudian menganiaya serta membakarnya hingga tewas. Dalam amuk massa itu, ayah korban, Supian juga mengalami luka-luka dan sempat dilarikan ke RSU Sidoarjo. Sementara anggota keluarga yang lain berhasil menyelamatkan diri. "Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, seluruh kerabat korban kami amankan sementara di Mapolres," kata Kasat Reskrim Polres Sidoarjo, AKP Leonardus Simarmata. Polisi juga sudah mengamankan lima tersangka yang diduga menjadi provokator kasus amuk massa yang mengakibatkan tewasnya Imam Syafi`i. Situasi Desa Tarik pasca kasus amuk massa itu masih belum kondusif dan sejumlah aparat kepolisian tampak disiagakan. Polisi juga melakukan pertemuan dengan warga dan tokoh masyarakat setempat untuk menenangkan situasi. Pada pertemuan itu, warga meminta polisi melepaskan lima warga Desa Tarik yang ditetapkan sebagai tersangka dan kini diamankan di Polres Sidoarjo. Warga juga menolak jenazah Imam dibawa pulang dan dimakamkan di Desa Tarik. "Dari hasil penyelidikan dan didukung keterangan saksi serta bukti-bukti, kelima orang itu terlibat dalam pembakaran, penganiayaan dan pembunuhan Imam. Mereka masih menjalani proses hukum," kata Kasat Reskrim. Sementara itu, Sudiono (31), salah satu keluarga Imam dan kakak Edi Santoso (tersangka pembunuhan dan pemerkosaan) mengaku tidak habis pikir dengan sikap warga Desa Tarik yang melampiaskan kemarahan terhadap seluruh keluarganya. "Kami memahami kalau warga marah karena ulah Edi. Tapi kami kan tidak ikut-ikutan dan kenapa juga harus jadi sasaran kemarahan. Kakak saya (Imam Syafi`i) tidak tahu apa-apa, kenapa harus jadi korban," katanya. Sudiono mengatakan ia dan keluarganya ingin segera kembali pulang ke rumahnya dan hidup normal seperti sebelumnya. Ia mengaku bingung harus pindah kemana, kalau warga Desa Tarik bersikeras menolaknya. (*)

Copyright © ANTARA 2006