Moskow (ANTARA News) - Sekjen Departemen Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddien mengatakan pembelian enam pesawat Sukhoi dari Rusia dengan dana kredit ekspor pemerintah Rusia diharapkan selesai pada 2008. "Saat ini Sukhoi kita baru empat. Diharapkan dengan tambahan lagi, pada 2008 kita punya satu skuadron berikut persenjataan penuh," kata Sjafrie di pesawat kepresidenan saat kembali ke tanah air Sabtu malam. Pembelian pesawat Sukhoi dan sejumlah senjata lain dengan kredit ekspor pemerintah Rusia senilai 1 miliar dolar AS, ditandatangani Sjafrie mewakili Pemerintah RI usai pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin Moskow, Jumat malam. Selain Sukhoi, alat utama sistem senjata (alutsista) yang juga dibeli dengan kredit ekspor itu antara lain 10 helikopter angkut Mi-17 U-5, dan lima helikopter serbu Mi-35-P serta satu paket perlengkapan dan amunisinya untuk TNI AD. Dua unit kapal selam kelas kilo, 20 unit tank amphibi BMP-3F dan dua paket rudal anti-kapal untuk TNI AL, serta tiga unit Sukhoi Su-27 SKM, tiga unit Sukhoi Su-30 MK 2 dan empat paket senjata dan suku cadang untuk TNI AU. Selain kesepakatan pembelian senjata, Sjafrie juga menandatangani kerja sama dalam menghormati hak cipta dalam bidang pertahanan, yang merupakan rambu pengaman untuk bidang informasi dan substansi teknik militer. Dijelaskan Sjafrie, meski pemerintah Rusia telah memberikan kredit sebesar 1 miliar dolar AS, jumlah itu belum mencukupi kebutuhan minimal perlengkapan TNI antara 2006 - 2010 yang mencapai 1,3 miliar dolar AS. "Untuk sisanya kami masih mengusahakannya dengan Bappenas dan Depkeu," katanya. Ditambahkannya pihaknya juga telah mencapai kesepakatan kerja sama dengan Rusia untuk meningkatkan profesionalisme prajurit dengan melakukan pengiriman untuk mengikuti pendidikan pelatihan. (*)

Copyright © ANTARA 2006