Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah optimistis jumlah wisatawan mancanegara yang akan berkunjung ke Indonesia selama 2015 mencapai 12 juta orang, naik dari target semula 10 juta orang yang didukung dengan biaya promosi yang meningkat serta kondisi politik kondusif.

"Wapres merasa yakin target sebesar itu akan tercapai, mengingat capaian kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman selama 2014 juga membaik. Jadi kita percaya akan tercapai," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya kepada pers di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis.

Hal tersebut disampaikan usai dirinya menghadiri rapat khusus membahas pariwisata yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla yang antara lain dihadiri Menteri Dalam Negeri Tjahjo umolo serta Menteri Hukum dan hak Azasi Manusia Yasonna H Laoly.

Dikatakan menteri, kunjungan wisman selama Januari-November 2014 rata-rata mencapai 775 ribu orang dan pada Desember 2014 mencapai 915 orang. "Jumlah tersebut merupakan angka psikologis sehingga kita percaya kunjungan selama 2015 akan membaik," katanya.

Wisman yang paling banyak datang ke Indonesia selama 2014 adalah berasal dari Singapura,
Untuk mecapai target kunjungan wisman sebesar itu selama 2015, kata Arief, pemerintah akan promosi besar-besaran dengan menggunakan media internasional seperti melalui CNN serta Discovery Channel.

Selain itu akan meningkatkan pembangunan infrastruktur ke sejumlah destinasi wisata terutama bahari. "Segitiga terumbu karang dunia itu sebesar 70 persen ada di Indonesia, tapi kontribusi wisata bahari hanya 10 persen dari total destinasi wisata di Indonesia," katanya.

Dikatakan Arief, anggaran promosi selama 2015 juga akan ditingkat dari semula Rp300 miliar menjadi Rp1,2 triliun atau naik empat kali lipat.

"Biaya promosi sebesar itu sebenarnya masih kecil dibanding negara lain seperti Malaysia yang bisa mencapai Rp3,6 triliun," katanya.

Mengenai kondisi politik, Arief mengakui bahwa kondisi tersebut memang sangat berpengaruh sehingga diharapkan peran media agar tidak melulu melaporkan kegiatan demonstrasi.

Dia mengambil contoh, politik di Thailand tidak lebih baik dari Indonesia, tapi devisa pariwisata di negara itu bisa mencapai 40 miliar dolar AS, sementara Indonesia hanya 10 miliar dolar AS.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015