Besaran kenaikan antara 9-12 persen"
Jakarta (ANTARA News) - PT Jasa Marga (Persero) Tbk bersiap menaikkan tarif untuk 11 ruas tol yang dioperasikan BUMN ini pada September tahun ini, meski perseroan dalam tiga tahun terakhir selalu mencetak laba.

"Kami tahun ini akan menaikkan tarif sesuai inflasi pada 11 dari 13 ruas yang kami operasikan," kata Dirut PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Adityawarman dalam jumpa pers kinerja perseroan di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan, dua ruas yang tidak mengalami kenaikan adalah Jakarta-Cikampek dan Tol Bandara, Jakarta-Sedyatmo. "Besaran kenaikan antara 9-12 persen, tergantung kondisi inflasi dan jadwalnya pada September 2015," katanya.

Sementara tentang kinerja perseroan, pada kesempatan itu dipaparkan PT Jasa Marga (Persero) Tbk membukukan laba bersih pada 2014 sebesar Rp1,40 triliun atau meningkat 36,6 persen dibanding 2013 sebesar Rp1,04 triliun.

"Pencapaian laba bersih ini didukung dengan perolehan pendapatan usaha, diluar pendapatan konstruksi sebesar Rp7,23 triliun atau meningkat sebesar 14,6 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 6,31 triliun," katanya.

Pada 2014, perseroan melayani lalu lintas dengan volume lalu lintas transaksi sebesar 1,32 miliar kendaraan atau meningkat 4,4 persen dari tahun lalu sebesar 1,26 miliar kendaraan.

Dengan pendapatan usaha itu, lanjut Adityawarman, pendapatan tol meningkat sebesar 14,5 persen dari Rp5,80 triliun menjadi Rp6,65 triliun, sedangkan pendapatan usaha lainnya meningkat 14,7 persen menjadi Rp583 miliar dari dari tahun lalu Rp508 miliar.

Kemudian, pendapatan konstruksi turun dari Rp3,96 triliun pada 2013 menjadi Rp1,95 triliun pada 2014 atau sebesar 50,9 persen seiring dengan menurunnya aktivitas konstruksi, setelah tiga ruas tol baru dioperasikan yakni Jalan Tol Semarang-Solo Ruas Ungaran Bawen, Jalan Tol Bogor Ring Road Ruas Kedung Halang-Kedung Badak dan Jalan Tol JORR W2 Utara.

Pada 2014 juga, penyerapan belanja modal (CAPEX) mencapai Rp4,82 triliun atau 89,4 persen dari rencana, yakni Rp3,23 triliun digunakan untuk pembangunan ruas tol baru dan ini menyebabkan aset perseroan bertumbuh 13,5 persen menjadi Rp31,86 triliun pada 2014.

"Karena ekspansi itu, beban bunga perseroan tetah mencapai Rp1,22 triliun. Namun, kami tetap mampu mempertahankan pertumbuhan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) sebesar 16,7 persen yakni dari Rp3,40 triliun pada 2013 menjadi Rp3,97 triliun pada 2014," katanya.

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015