Jakarta (ANTARA News) - Lukisan butuh direstorasi antara lain ketika cat sudah tidak merekat lagi pada kanvas.

"Bila kau terangi sebelah kiri lukisan dengan lampu bercahaya kuat, akan terlihat bayangan. Itu tandanya cat sudah tidak rekat," kata Susanne Erhards, ahli konservasi lukisan dari Gruppe Koln, Jerman, di Galeri Nasional, kepada Antara News, Minggu (8/2).

Cat yang sudah tidak rekat lagi pada mediumnya akan membuat debu mudah masuk ke sela-sela lukisan.


"Itu lah saatnya lukisan butuh restorasi," kata Erhards yang ditemui usai memberi pelatihan konservasi lukisan.




Memperbaiki lukisan yang rusak, ibarat menempelkannya kembali ke kanvas. Erhards akan mengembalikan garis lukisan ke posisinya semula.




Merestorasi lukisan tidak berarti menggunakan bahan-bahan yang persis sama.




Misalnya, bila lukisan asli menggunakan cat minyak, ia memilih menggunakan cat berbahan dasar air untuk memperbaikinya.




"Supaya lebih mudah dihapus," jelas perempuan yang sudah menggeluti konservasi lukisan selama 32 tahun ini.




Material yang digunakan untuk merestorasi lukisan sebaiknya mudah dihapus agar tidak merusak lukisan.




Begitu pun dalam pemilihan warna, tidak melulu harus yang sama persis dengan lukisan asli.




Ia mencontohkan lukisan "Penangkapan Pangeran Diponegoro" karya Raden Saleh (1857), yang baru-baru ini ditanganinya. Sang maestro menggunakan dua pigmen cat minyak untuk menghasilkan warna langit.




Bila menggunakan komposisi tersebut sekarang, kata Erhards, akan muncul warna langit yang lebih terang. Ia pun harus menambah satu komponen lagi agar warna biru tersebut menjadi lebih gelap.




Bagian terpenting dalam merestorasi lukisan adalah mempertahankan kesan "jadul" dalam karya tersebut.




Orang lain dapat tahu bahwa lukisan tersebut telah direstorasi namun di sisi lain masih ada kesan tua di dalamnya.




"Ada perubahan, tapi tetap, lukisan itu tidak fresh."




Hasil restorasi setiap lukisan menurut Erhards sulit diprediksi karena setiap orang akan melihatnya secara berbeda




Merawat lukisan




Setiap lukisan akan menjadi tua seiring berjalannya waktu, namun, ada juga beberapa hal yang mempengaruhi kondisinya, seperti oksigen dan pencahayaan.




"Struktur molekulnya akan menjadi keras," kata Erhards.




Selain cat yang tidak rekat, kerusakan yang umumnya dijumpai di lukisan adalah kanvas sobek, deformasi dan cat memudar.




Erhards menyarankan lukisan sebaiknya disimpan dalam cahaya yang tidak begitu terang.




"Itu akan menyebabkan kertas menjadi kuning, lalu kalau foto, warnanya berubah," katanya.




Usai direstorasi, lukisan juga perlu disimpan di cahaya yang tidak begitu terang.




Seminggu sekali, bersihkan lukisan dari debu.




Cara yang mudah untuk melihat kapan waktunya membersihkan lukisan adalah dengan menempatkan kertas putih di bawahnya.




"Kalau terlihat debu, waktunya bersih-bersih," kata Erhards.




Lukisan juga harus disimpan di suhu ruangan yang stabil.




"Jangan mati-nyalakan pendingin ruangan."




Sayangnya, lanjut Erhards, belum ada standar suhu ruangan untuk penyimpanan lukisan di Asia.




"Masih didiskusikan," kata dia.




Satu hal lagi yang tidak boleh dilakukan adalah menyentuh lukisan dengan tangan.




"Di kulit kita, ada semacam asam dan lemak. Kalau menyentuh lukisan, dapat mengubah warnanya," katanya menambahkan.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015