Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta dukungan umat Islam untuk memberantas kejahatan peredaran narkoba melalui berbagai tindakan tegas termasuk penolakan grasi dan pemberlakuan eksekusi mati.

"Kita telah sampaikan perang terhadap narkoba. Kami berharap seluruh umat Islam memberi dukungan untuk ini," kata Presiden saat memberikan pidato dalam penutupan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VI di Yogyakarta, Rabu.

Presiden mengatakan peredaran narkoba merupakan tindak kejahatan yang telah membunuh ribuan generasi muda setiap tahunnya, sehingga tidak boleh dibiarkan.

"Ada 40-50 orang mati karena narkoba setiap harinya, kalau dikalikan setahun ada sekitar 18.000 orang yang meninggal sia-sia," kata dia.

Selain itu saat ini terdapat 4,5 juta pengguna narkoba yang harus direhabilitrasi, sementara 1,2 juta pengguna lainnya sudah tidak bisa direhabilitasi."Apakah ini kita biarkan begitu saja?," kata dia.

Menurut Jokowi, eksekusi mati bukan keputusan sepihak presiden melainkan pada dasarnya telah diatur dan terakomodasi dalam hukum positif yang berlaku di Indonesia.

"Yang memutuskan hukuman mati adalah hakim, presiden cuma tidak mengampuni," kata presiden lalu menegaskan telah menolak 64 grasi terpidana narkotika.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015