Jakarta (ANTARA News) - Terdapat indikasi tindak pemerasan dalam kasus merebaknya skandal seks anggota DPR RI Yahya Zaini dengan artis sinetron Maria Eva, kata Anggota Fraksi Partai Damai Sejahtera (PDS) Tiurlan Hutagoal. Menurut Tiurlan di Gedung DPR/MPR Jakarta, Selasa, Yahya Zaini pernah diminta menyediakan uang Rp5 miliar oleh seseorang dan jika tidak dipenuhi, kasusnya akan dibongkar, namun tidak jelas siapa yang melakukan pemerasan. Hanya saja, Tiurlan kemudian mengetahui siapa yang melakukan pemerasan dan siapa yang diperas. Tiurlan yang juga Wakil Ketua Badan Kehormatn (BK) DPR RI menyatakan bahwa permintaan uang itu tidak dikabulkan Yahya Zaini. Tiurlan bersama Yahya Zaini baru saja melakukan kunjungan kerja ke Australia, bahkan rombongan DPR RI masih ada di Australia ketika skandal ini mulai merebak. Saat itu, Yahya Zaini mengajak istrinya, Sharmila, ke Australia. Beberapa kali, Sharmila sempat "curhat" (berkeluh kesah) kepada Tiurlan. Adanya dugaan permainan, termasuk pemerasan dan motif politik dalam kasus ini juga disampaikan anggota Komisi I DPR Ali Mochtar Ngabalin. "Pasti ada permainan di sini," katanya. Sementara itu, Maria Eva dalam jumpa pers maupun dalam keterangan "live" di televisi menyatakan, sama sekali tidak ada unsur pemerasan dalam kasus merebaknya rekaman skandal itu. Pihaknya justru tidak tahu-menahu siapa yang mengedarkan rekaman itu. Maria Eva menyatakan, dirinya sangat terpojok dan menjadi korban dengan beredarnya rekaman tersebut.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006