Kupang (ANTARA News) - Kalimantan Timur (Kaltim) kembali memboyong empat petinju terbaik dari Nusa Tenggara Timur (NTT), setelah sebelumnya membawa sejumlah atlet diantaranya dari cabang kempo. Tidak diketahui motivasi pengurus olahraga Kaltim memboyong atlet-atlet berprestasi NTT ke Kalimantan--provinsi yang ditetapkan sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII 2008 mendatang itu. Sekretaris Pengurus Provinsi Pertina NTT, Samuel Haning, yang dikonfirmasi ANTARA, Selasa mengakui kepergian empat atlet tinju ke Kalimantan Timur beberapa waktu lalu. "Saya mendengar bahwa empat atlet itu dijemput oleh seorang pelatih tinju dari Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur akhir bulan November lalu. Pelatih itu datang sudah membawa serta tiket pesawat, tetapi mereka berangkat terpisah," kata Haning. Kepergian mereka ke Kaltim itu, kata dia, dikabarkan untuk mewakili Kabupaten Kutai menghadapi pekan olahraga daerah (Porda) yang digelar di Kalimantan Timur. Dia mengatakan, setelah mendengar kabar kepergian empat atlet itu, Pengprov Pertina NTT langsung mengirim surat kepada panitia Porda Kalimantan Timur untuk meminta agar para atlet ini tidak diikutsertakan dalam Porda. Alasannya, karena para atlet ini masih berstatus sebagai atlet NTT, sehingga tidak ada alasan untuk mewakili daerah lain dalam menghadapi suatu event, baik di tingkat daerah maupun nasional. "Ada mekanisme organisasi yang harus kita patuhi bersama. Kalau ada atlet yang ingin pindah ke suatu daerah ada prosedur resmi, tidak bisa tangkap di jalan saja. Setiap atlet ada induk organisasi," katanya. Empat atlet yang diboyong ke Kalimantan Timur itu adalah Yanto Fallo kelas 45 kg, Robinso Djo kelas 51 kg, Apri Neolaka, kelas 54 kg dan Yohanes Jhon. Yanto Fallo adalah peraih medali emas sarung tinju emas (STE) 2005, Atris Neolaka dan Robinson Djo adalah peraih medali perak STE 2005 dan Yohanes Jhon atlet pelatnas. Ketua Harian Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTT, Ir. Esthon Foenay yang dihubungi terpisah mengaku tidak terkejut mendengar kabar tentang hengkangnya atlet ke Kalimantan Timur. Menurut dia, upaya menggaet atlet berprestasi dari NTT bahkan mungkin dari daerah lain di Indonesia, karena Kalimantan Timur tidak ingin kehilangan wajah sebagai tuan rumah PON 2008. "Sebagai tuan rumah, Kalimantan Timur pasti ingin membuktikan diri sebagai yang terbaik dari daerah lain. Dengan bergabungnya atlet-atlet berprestasi di Kalimantan Timur secara otomatis memperlemah kekuatan daerah lain untuk mendulang medali," katanya. Karena itu, tidak mengherankan jika Kalimantan Timur harus menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang menjadi impian pemerintah dan rakyat Kalimantan Timur dalam ajang nasional pada Agustus 2008 mendatang. Menurut dia, pemerintah dan rakyat NTT tidak bisa menghalangi keinginan atlet untuk pergi dan berjuang membela nama daerah lain, karena merupakan hak setiap atlet. Apalagi, kepergian seorang atlet ke suatu daerah dengan alasan untuk mencari kerja. "Kalau dengan alasan karena ada keluarga yang meminta untuk bekerja di daerah itu, kita sulit bertindak," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006