Tripoli (ANTARA News) - Jumlah korban jiwa akibat tiga pemboman mobil secara berbarengan pada Jumat (20/2) di Kota Al-Gubba di Libya Timur telah naik jadi 45, kata beberapa sumber keamanan.

Ledakan secara berbarengan tersebut ditujukan ke satu gedung keamanan setempat, satu stasiun pengisian gas dan tempat tinggal Akila Saleh Issa --Ketua Parlemen, serta menewaskan sedikitnya 45 orang, kata sumber itu.

Lima warga negara Mesir termasuk di antara korban tewas, sementara korban cedera kini diperkirakan berjumlah 80, tambah sumber tersebut.

Ketua Parlemen itu telah dikonfirmasi selamat dalam ledakan tersebut, sebab ia tak berada di kediamannya ketika ledakan terjadi.

Cabang Negara Islam (ISIS) di Libya pada Jumat mengaku bertanggung-jawab di akun Twitternya atas dua serangan bom mobil di dekat gedung keamanan lokal dan kediaman Akila Saleh Issa.

Namun, akun tersebut tidak menyebut-nyebut ledakan ketiga di tempat pengisian gas, kata Xinhua, Sabtu pagi. Kebanyakan korban di tempat itu adalah warga sipil.

Akun Twitter ISIS juga menyiarkan gambar para penyeberang, serta waktu ledakan.

Kota Al-Gubba, 30 kilometer di sebelah barat Derna, kini berada di bawah kendali militer Libya dan pasukan yang setia kepada Mayor Jenderal Khalifa Haftar.

Militer Libya dan pasukan Jenderal Haftar, bersama dengan pendukung mereka yang bersenjata, mengepung kota Derna, kubu gerilyawan yang setia kepada ISIS.

Ketiga ledakan tersebut terjadi beberapa hari setelah serangan udara gabungan Angkatan Udara Libya dan Mesir terhadap sarang gerilyawan.

Serangan udara itu dilancarkan setelah satu video yang disiarkan daring memperlihatkan anggota ISIS memenggal 21 warga negara Mesir yang disandera di Kota Sirte.

Libya, produsen utama minyak di Afrika Utara, telah menyaksikan proses politik yang rusuh setelah pemimpin Libya Muammar Gaddafi digulingkan selama kerusuhan politik 2011.

Negeri tersebut kini menghadapi pergolakan antara dua pemerintah dan parlemen yang bertikai.

(Uu.C003)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015