Denpasar (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta jajaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata serta praktisi pariwisata agar mulai melakukan promosi dengan menggunakan ikon "Beautiful Bali Indonesia". "Sekarang kita fokuskan Bali saja ikonnya (untuk pariwisata Indonesia), ubah saja mottonya "Beautiful Bali Indonesia"," kata Wapres Jusuf Kalla saat berdialog dengan para praktisi pariwisata di Denpasar, Bali, Kamis. Wapres mencontohkan iklan pariwisata yang dilancarkan Malaysia dengan motto "Trully Asia" yang sederhana dan sangat mudah diingat orang. Untuk itu, tambahnya, iklan pariwisata Indonesia perlu diubah agar menjadi sederhana, mudah diingat namun menarik wisatawan. Selama ini, tambah Wapres, promosi pariwisata Indonesia selalu kalah dalam hal dana dan tema. Karena itu, katanya, mulai sekarang temanya harus difokuskan dan diperjelas dengan ikon Bali-nya tersebut. Untuk itu, ujarnya, tidak ada salahnya menggunakan ikon Pulau Dewata Bali untuk pariwisata Indonesia. "Ikonnya Bali, "Beautiful Bali Indonesia". Nanti programnya bikin paket I Bali-Yogya, paket II Bali-Toraja atau Bali-Bandung," kata Wapres yang pernyataannya mendapatkan tepuk tangan meriah. Untuk itu, Wapres memerintahkan Depbudpar untuk segera melakukan promosi mengenai hal ini dan membuat film-film yang menarik guna mendukung hal ini. "Untuk anggaran promosinya, kita naikkan jadi 10 juta Dolar AS," kata Wapres. Sebelumnya untuk satu tahun anggaran promosi pariwisata dialokasikan sebesar enam juta dolar. Menurut Wapres, anggaran sebesar itu dinilainya masih terlalu kecil. Namun untuk mendukung program tersebut, Wapres meminta para praktisi pariwisata ikut mensukseskan dan ikut menjaga keamanan serta memperbaiki sistem yang selama ini sudah ada. Program komersial Wapres mengingatkan pariwisata merupakan program komersial bukan program budaya. Oleh karena merupakan program komersial, maka yang harus ditampilkan adalah apa yang diminati oleh wistawan. Sebelumnya dilaporkan bahwa setelah peristiwa Bom Bali untuk saat ini pariwisata di Bali sudah mulai berangsur-angsur membaik. Saat ini tercatat untuk tiap hari Bali dikunjungi oleh 4.000 wisatawan, dengan sedikitnya 1.138.633 wisatawan mancanegara. Sedangkan tingkat hunian hotel saat ini telah mencapai 45 persen. Dalam dialog dengan para praktisi pariwisata tersebut juga disampaikan beberapa kendala, antara lain masalah tarnsportasi massal, bandara serta masih adanya beberapa negara yang menerapkan larangan mengunjungi Indonesia atau travel ban. Atas keluhan masalah bandara, Wapres menekannya yang terpenting dari bandara adalah fungsinya. Masalah kemewahan bandara, tambah Wapres, hal itu tidak penting. Di beberapa negara tujuan wisata, kata Wapres, seperti Spanyol serta Hononulu ternyata Bandara Ngurah Rai Bali masih lebih baik di bidang fisik. "Makanya saya tidak pernah setuju bandara dibangun dengan suasana tradisional, bandara itu yang penting fungsinya. Karena orang ngak mau lama-lama di bandara, ingin cepat-cepat pergi. Justru bandara tempat paling singkat dikunjungi orang," kata Wapres. Wapres justru meminta para praktisi pariwisata bisa melakukan pengecekan secara tepat soal berapa lama waktu yang diperlukan wisatawan untuk proses imigrasi maupun pengambilan barang. Wapres meminta masalah ini bisa dipercepat sehingga menjadi efisien dan tidak membosankan bagi wisatawan. "Anda cek betul-betul, ikut wisatawan berapa lama urus imigrasi, urus barang, bawa stopwatch hitung dengan benar berapa menit. Itu yang kita perbaiki," kata Wapres. Dalam dialog Wapres didampingi Menteri Kebudayan dan Pariwisata Jero Wacik, Meneg BUMN Soegiharto, Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Mendiknas Bambang Sudibyo dan Gubernur Bali. (*)

Copyright © ANTARA 2006