Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis, kembali menurunkan BI Rate (suku bunga acuan BI) sebesar 50 basis poin menjadi 9,75 persen, sumber di BI menyebutkan. Penurunan BI Rate itu sebelumnya sudah diperkirakan oleh sejumlah pengamat diantaranya pengamat pasar uang, Farial Anwar, yang menyebut ada faktor eksternal maupun internal yang mendukung penurunan tersebut. "Potensi BI rate turun sangat besar sehingga bisa menjadi 'single digit'(satu digit)," katanya di Jakarta, Rabu. Menurut Farial, salah satu faktor yang mendukung penurunan kembali BI Rate adalah inflasi. Inflasi "year on year" (12 bulan) bulan November sebesar 5,27 persen dan jika inflasi sepanjang tahun 2006 sekira 6-7 persen, maka sangat mendukung penurunan BI Rate setidaknya 50 basis poin. Ia mengatakan, jika BI rate sebesar 9,75 dan inflasi 7 persen maka perbedaannya adalah 2,75 persen, namun jika inflasi lebih rendah maka perbedaanya akan semakin tinggi lagi. "Ini masih sangat bagus," katanya. Jika dibandingkan dengan suku bunga the Fed (bank sentral AS) yang 5,25 persen dan BI Rate 9,75 persen maka perbedaan sebesar 4,5 persen. "Ini juga masih besar sehingga orang tidak akan lari memegang dolar," katanya. Apalagi, katanya, mata uang dolar juga sedang terpuruk terhadap mata yang lainnya seperti dengan Yen, Euro, atau Poundsterling. Ia mengatakan, jika orang memegang dolar maka akan rugi sendiri. Sementara itu cadangan devisa Indonesia sekitar 40 miliar dolar cukup aman. Ia mengatakan, tidak akan terjadi pelarian modal jika BI Rate turun sebesar 50 basis poin.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006