Surabaya (ANTARA News) - Seorang calon jemaah haji asal Mojosarirejo, Driyorejo, Gresik, Jatim, dari kloter 23, bernama Ami binti Awi (42), nyaris gagal berangkat ke tanah suci setelah tas dadanya yang berisi paspor dan identitas diri hilang. Kasi Humas PPIH Embarkasi Surabaya, Sugianto ketika dikonfirmasi di Surabaya, Kamis, mengatakan pada saat pemberangkatan dari Asrama Haji Sukolilo, Rabu (6/12), tas dadanya yang berisi paspor dan identitas diri disita petugas PT Angkasa Pura karena ada guntingnya. Setelah diambil guntingnya, ujar Sugianto, tas tersebut kemudian dikembalikan pada Ami, tapi Ami lupa menaruh tas dadanya sehingga petugas dan orang-orang yang ada di sekitarnya sibuk ikut mencari. "Karena belum ketemu maka diputuskan untuk berangkat dulu ke Bandara Juanda karena waktunya sudah mendesak, setelah tiba di Juanda kemudian dicari lagi ternyata ditemukan di tas plastik yang dibawa Ami," katanya. Pada kesempatan yang sama, Sugianto mengatakan JCH yang berangkat pada Rabu malam (6/12) adalah kloter 23 dan 24. Kloter 23 terbang pukul 16.19 WIB, satu menit lebih cepat dari jadwal, kloter 24 terbang pukul 18.53 WIB, terlambat 33 menit dari jadwal. Sedangkan kloter 25 baru terbang pukul 11.54 WIB, lambat 934 menit, kloter 26 terbang pukul 09.57, terlambat 697 menit. Sugianto juga mengatakan belum lama ini Kakanwil Depag Kaltim Drs H Farid Wajid, M Pd telah berkunjung ke Asrama Haji Sukolilo beserta istri, diikuti Kepala PPAH (Panitia Pengelola Asrama Haji) Balikpapan, H.M. Kusasi, M.Pd dan sekretarisnya H.Suriyansah, M.Ag. Farid berkunjung ke Surabaya untuk melakukan studi banding tentang pengelolaan asrama haji. (*)

Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2006