Jakarta (ANTARA News) - Gelaran Jakarta International Java Jazz 2015 berkomitmen untuk meminimalisir limbah yang dihasilkan dari acara yang berlangsung selama tiga hari itu.

"Kita ingin mengedukasi pengunjung agar ikut bertanggung jawab dengan sampah yang mereka hasilkan. Tahun lalu pengunjung Java Jazz ada 113.000, dan sampah banyak sekali. Kami sadar mengedukasi masyarakat tidak mudah, makanya pada tahun 2009 kami pernah melakukan gerakan seperti ini," kata Resa dari Java Festival Production di JIExpo Kemayoran, Jumat.

Komitmen itu diwujudkan dalam gerakan "less waste" di mana sistem pengelolaan sampah dari kegiatan itu dilakukan dengan cara melibatkan pengunjung untuk memilah sampahnya masing-masing.

Melalui proyek itu, Java Jazz menyediakan beberapa tempat sampah tambahan dari yang sudah disediakan pihak JIExpo Kemayoran, sekitar 100 tempat sampah.

Sekitar 28 jumlah titik pemilahan sampah disebar di beberapa tempat misalnya di food court, ATM Center dan exhibition area. Tempat sampah tersebut memisahkan antara lain sampah sisa makanan dan bungkus makanan yang bisa didaur ulang.

Semua sampah yang dikelola diklaim tidak mencemari lingkungan dan tidak disalurkan ke TPA namun disalurkan ke pihak yang akan memproses sampah dengan benar.

Proyek yang didukung oleh Yayasan Unilever Indonesia dan Greeners.co itu diharapkan dapat menjadi pelopor penyelenggaraan event kelas internasional dengan manajemen sampah lebih ramah lingkungan.

Jakarta International Java Jazz 2015 diselelnggarakan mulai dari tanggal 6 hingga 8 Maret 2015 di JIEXpo Kemayoran, Jakarta Utara.

Lebih dari 50 musisi internasional dan 50 musisi dalam negeri memeriahkan acara tahunan tersebut.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015