Damaskus (ANTARA News) - Sembilan gerilyawan Front An-Nusra tewas pada Minggu (8/3), ketika koalisi anti-teror pimpinan AS menyerang posisi mereka di provinsi di bagian barat-laut Suriah.

Serangan udara tersebut ditujukan kepada posisi Front An-Nusra di sekitar Kota Atamah di perbatasan di sebelah barat Provinsi Idlib di dekat perbatasan dengan Turki, kata Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia.

Empat di antara gerilyawan yang tewas bukan warga negara Suriah, kata Observatorium tersebut, sebagaimana diberitakan Xinhua. Ditambahkannya, satu warga sipil diduga tewas.

Jumlah korban jiwa dari kelompok Front An-Nusra, katanya, diperkirakan bertambah sebab banyak mayat gerilyawan terkubur di bawah reruntuhan.

Secara terpisah, stasiun teelvisi pan-Arab Al-Mayadeen melaporkan beberapa pria bersenjata menyerang satu pangkalan besar Front An-Nusra di Kota Kecil Hafsarjeh, yang juga terletak di Idlib, tapi tidak memberi rincian lebih lanjut.

Front An-Nusra belum lama ini telah terlibat pertempuran melawan Gerakan Hazm --kelompok gerilyawan yang didukung Barat dan disebut-sebut sebagai kelompok "moderat" di Idlib.

Gerakan Hazm, yang mendapat pukulan keras dari Front An-Nusra, telah membubarkan diri dan anggotanya bergabung dengan kelompok lain gerilyawan di daerah tersebut.

Gerakan Hazm didukung oleh AS dengan rudal anti-tank BGM-71 TOW dan serangan pada Minggu oleh beberapa pria tak dikenal diduga merupakan pembalasan oleh beberapa gerilyawan dari kelompok yang dibubarkan itu.

Militer Suriah pada Kamis (5/3) menewaskan seorang komandan militer Front An-Nusra selama operasi "kualitatif" di Provinsi Idlib di bagian barat-laut negeri itu, kata kantor berita resmi Suriah, SANA.

Komandan militer tersebut, yang dijuluki Hammam Ash-Shami, tewas bersama pemimpin lain Front An-Nusra, ketika satuan militer Suriah menyerang pertemuan mereka di Kota Kecil Habait di pinggiran Idlib, kata SANA. Namun kantor berita Suriah itu tidak memberi keterangan terperinci mengenai peristiwa tersebut.

Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia, yang berpusat di Inggris, juga melaporkan serangan terhadap pertemuan pemimpin Front An-Nusra di Idlib itu, dan mengatakan laporan saling bertolak belakang mengenai apakah pelaku serangan tersebut adalah militer Suriah atau justru koalisi anti-teror pimpinan AS.

Nasib Abu Muhammad Al-Golani, pemimpin utama Front An-Nusra, katanya, masih belum diketahui di tengah laporan bahwa ia berada di daerah yang diserang.

Sementara itu, Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan, "Suriah bukan negara gagal." Ia mengatakan gaji masih dibayarkan kepada pegawai negara di beberapa daerah yang dikuasai gerilyawan.

Rakyat Suriah, tambah presiden itu, bertekad untuk terus memerangi pelaku teror dan mendukung negara mereka.

Presiden Bashar mengatakan ia "berhasil bertahan" dalam menghadapi krisis selama hampir empat tahun di Suriah berkat dukungan rakyat buat dia.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015