Singapura (ANTARA News) - "Para penonton dan dewan juri, perkenankan saya memperkenalkan aktor utama film saya," kata Sutradara muda Robin Moran sambil mengangkat kandang berisi ayam jantan berbulu pitih. Ayam jantan yang dibawa Robin malam itu adalah satu dari empat ekor ayam yang menjadi "maskot" filmnya yang ikut berlaga untuk kategori Best Film dan Best Script dalam ajang yang diperuntukkan bagi pembuat film pertama tersebut. "Ketika kami mencari ayam yang akan menjadi maskot film ini, pelatih binatang kami menghilang selama 1,5 bulan dan tidak bisa dihubungi sama sekali sehingga kami khawatir. Ia kemudian kembali dengan membawa empat ayam yang punya 'kepribadian' berbeda," kata Robin, seusai premier film "Maskot" di ajang Asian First Films Festival (AFFF) di Singapura, Jumat. Karena ayam tersebut langka dan berharga, maka Robin memutuskan untuk "memperkenalkannya" kepada juri AFFF, meskipun ayam yang dibawanya susah payah dari Indonesia itu tertidur sepanjang perkenalan. Setelah memperkenalkan "bintang utamanya" itu, Robin melanjutkan dengan melakukan diskusi dengan dewan juri dan penonton mengenai film debutnya sebagai sutradara dan produser itu. "Maskot" menceritakan mengenai sebuah keluarga tradisional pendiri pabrik kecap "Tjap Ajam Medja" yang mempunyai maskot seekor ayam jantan berwarna putih. Setelah ayam maskot tersebut mati karena kecelakaan, Dennis (diperankan Ariyo Wahab) yang merupakan pewaris tunggal perusahaan keluarga diminta untuk mencari ayam maskot serupa. Perjalanan panjang Dennis mencari ayam dipelosok desa di Pulau Jawa itu kemudian menjadi sebuah pencarian jati diri dari seorang anak muda yang belum dewasa. Mengenai film tersebut, Robin mengatakan bahwa "Maskot" juga menjadi salah satu cara baginya untuk mengenali asal budayanya. Karena meskipun lahir di Indonesia, Robin mengaku bahasa Indonesianya tidak begitu lancar. Film produksi Random Pictures itu adalah salah satu dari 22 film pertama yang dibuat oleh para "film maker" Asia yang berlaga di AFFF yang penyelenggaraannya memasuki tahun kedua itu. Sebuah tim juri yang terdiri atas tokoh-tokoh ternama di dunia film Asia dan dunia akan menilai film-film tersebut seperti aktris veteran dan pemenang penghargaan di Hong Kong Cecilia Yip, penulis naskah kenamaan Hollywood Jim Hart (Bram Stoker's Dracula, Hook, Tuck Everlasting), sutradara India Ketan Mehta, penerima BBC Asia Award dan sutradara film dokumenter Inggris Michael Yorke serta akademisi dan sutradara asal Jerman Volker Langhoff. Sebanyak 330 film dari 60 negara mendaftarkan diri untuk mengikuti AFFF 2006, bertambah dari 230 film dari 56 negara yang mendaftartahun lalu. Dari 330 film tersebut, terpilih 22 film dari 13 negara yang masuk nominasi, yaitu berasal dari China, Perancis, Jerman, Jepang, Hong Kong, Indonesia, India, Israel, Selandia Baru, Singapura, Taiwan, Thailand, dan AS.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006