Pemahaman yang utuh dan benar tentang Islam merupakan filter generasi muda agar terhindar dari paham aliran menyimpang
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bukanlah hal yang bijak untuk menyalahkan pendidikan agama sebagai sumber dari penyimpangan karena hal itu muncul oleh banyak sebab seperti faktor politik, sosial dan lainnya.

"Kasus penyimpangan paham juga rasanya kurang bijak kalau kita salahkan pendidikan agama, tapi ada perspektif lain seperti sosiologis dan politis," kata Lukman di kantornya di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, menyalahkan pendidikan agama akan sama saja dengan menjauhkan nilai-nilai agama itu dari masyarakat sendiri.

Untuk itu, Lukman mengatakan masyarakat terutama generasi muda perlu dibentengi dengan akidah lurus dan pemahaman agama yang benar, salah satunya melalui pendidikan agama. "Bentengi generasi muda dengan akidah lurus dan pemahaman agama yang benar," katanya.

Sementara itu di dalam pendidikan agama Islam, kata dia, terdapat dua sumber utama yaitu Alquran dan Sunnah. Maka dari itu, dia mendorong masyarakat agar lebih peduli dengan pendidikan agama.

"Untuk mendapatkan pemahaman benar maka umat Islam perlu mendalami Alquran dan Hadits, termasuk ilmu lain baik itu formal ataupun informal," kata dia.

Alquran, masih kata Lukman, berisi tentang perkara nyata dan ghaib. Di dalamnya juga terkandung peraturan, pedoman termasuk ilmu pengetahuan atau sains. Apabila masyarakat mau mempelajari Alquran lebih dalam maka sejatinya manusia dapat menemukan nilai-nilai universalitas, kemanusiaan, persamaan dan toleransi antarmanusia.

"Syiar dan dakwah memang selalu mengalami dinamika dan tantangan. Pemahaman yang utuh dan benar tentang Islam merupakan filter generasi muda agar terhindar dari paham aliran menyimpang," katanya.

Pendidikan agama, kata dia, juga harus dipelajari secara seksama. Sehingga tidak melahirkan generasi radikal yang sekedar tahu jihad tetapi tidak mengetahui ajaran Islam lainnya seperti tentang kemanusiaan dan toleransi.

"Utuh. Islam juga harus didalami dengan berbagai cara yang komprehensif," kata dia.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015