l
Cilacap (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cilacap, Jawa Tengah, menyatakan banjir menggenangi 11 desa di kabupaten itu.

"Hujan lebat yang terjadi pada Kamis (12/3) sore hingga malam mengakibatkan sejumlah desa di Kecamatan Sidareja, Kedungreja, dan Gandrungmangu terendam banjir," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Supriyanto di Cilacap, Jumat.

Menurut dia, sebanyak 11 desa yang dilaporkan terendam banjir pada Kamis (12/3) malam, yakni Desa Sidareja, Tinggarjaya, Gunungreja, Sidamulya, Sudagaran, Tegalsari, dan Mergasari, Kecamatan Sidareja.

Selanjutnya, Desa Ciklapa, Rejamulya, dan Bangunreja, Kecamatan Kedungreja, serta Desa Wringinharjo, Kecamatan Gandrungmangu.

"Hingga pagi ini, banjir masih menggenangi beberapa desa. Mudah-mudahan berangsur surut," katanya.

Selain banjir, kata dia, hujan lebat yang terjadi sejak Kamis (12/3) sore hingga malam juga mengakibatkan tanah longsor di Desa Panulisan, Kecamatan Dayeuhluhur, yang berbatasan dengan Kota Banjar, Jawa Barat.

Menurut dia, tanah longsor yang menutup ruas jalan nasional itu sempat mengganggu arus kendaraan yang melintas di jalur selatan Jateng sehingga diberlakukan sistem buka tutup.

"BPBD bersama Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Cilacap telah mengerahkan alat berat untuk menyingkirkan material longsor yang menutup ruas jalan nasional itu. Insya Allah hari ini, arus lalu lintas kembali normal," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis BPBD Wilayah Sidareja Agus Sudaryanto mengatakan bahwa banjir yang melanda Desa Wringinharjo, Kecamatan Gandrungmangu, sudah surut.

"Banjir di Wringinharjo tadi malam hanya menggenangi jalan, sekarang sudah surut. Namun untuk desa-desa lainnya masih tergenang," jelasnya.

Khusus tujuh desa di Kecamatan Sidareja, kata dia, tinggi genangan air di dalam rumah warga pada Kamis (12/3) mencapai 60 sentimeter.

Akan tetapi pada Jumat (13/3) pagi, lanjut dia, berangsur surut dengan ketinggian maksimal di dalam rumah mencapai 40 sentimeter.

"Sampai pagi ini, sejumlah ruas jalan di Sidareja masih tergenang banjir di beberapa titik," katanya.

Meskipun berangsur surut, dia mengatakan bahwa warga yang rumahnya terendam banjir mulai mengungsi.

Berdasarkan pendataan sementara, kata dia, jumlah pengungsi pada Kamis (12/3) malam sebanyak 12 jiwa.

"Sekarang sudah bertambah namun kami belum mendatanya karena baru berdatangan," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa banjir kali ini tidak sebesar bencana serupa yang terjadi pada akhir tahun 2014.

Bahkan, dia memperkirakaan luasan banjir dan jumlah rumah yang terendam tidak sebanyak bencana sebelumnya.

"Kami masih melakukan pendataan," katanya.

Sementara itu, Camat Dayeuhluhur Rosikin mengatakan bahwa arus kendaraan di jalur selatan Jateng sudah kembali normal karena upaya untuk menyingkirkan material longsor yang menutup ruas jalan nasional di Desa Panulisan itu sudah selesai.

"Semalam langsung ditangani setelah kami berkoordinasi dengan UPT BPBD Wilayah Majenang. Semalam, arus kendaraan memang sempat terganggu sekitar satu jam namun setelah material longsoran dikeruk dengan alat berat, dapat dilalui kendaraan kembali," katanya.

Menurut dia, tanah longsor yang menutup setengah badan jalan itu terjadi di tiga titik pada ruas jalan antara PT Warung Batok Industri dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Panulisan atau sepanjang 100 meter.

(KR-SMT)


Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015