Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat internasional tidak menilai agenda mengenai pengiriman sukarelawan untuk bertempur di Palestina sebagai suatu pilihan jenis bantuan yang dibutuhkan oleh rakyat sipil di Jalur Gaza.

"Agenda pengiriman sukarelawan untuk bertempur di Jalur Gaza bukan suatu opsi dari masyarakat internasional," kata Menteri Luar Negeri Hassan WIrajuda dalam Pernyataan Pers Tahunan di Jakarta, Selasa.

Menurut Menlu, saat ini masyarakat internasional melalui jalur diplomasi sedang mengupayakan tercapainya gencatan senjata dan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Hassan mengatakan bahwa pada Senin malam (5/1) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menerima Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdavi untuk menanyakan jenis bantuan yang dibutuhkan oleh rakyat Palestina dan disebutkan bahwa yang dibutuhkan Palestina saat ini adalah obat-obatan dan peralatan kesehatan.

Mengenai keinginan sebagian masyarakat Indonesia untuk mengirimkan sukarelawan guna bertempur di Palestina, Menlu berkata "tentunya kita patut tanyakan kepada Palestina apakah bantuan sukarelawan untuk bertempur benar-benar yang mereka butuhkan."

Namun, lanjut Hassan, pemerintah menghargai reaksi dari sejumlah warga masyarakat tersebut.

"Tapi kita juga perlu sependapat bahwa dukungan, bantuan dan simpati yang kita berikan adalah efektif," katanya.

Hassan mengatakan bahwa selain telah menjanjikan bantuan uang tunai senilai 1 juta dolar AS serta mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan dan peralatan kesehatan melalui Yordania, pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan tenaga kesehatan untuk membantu penanganan korban di rumah sakit lapangan di Mesir.

Sementara itu pada Senin malam (5/1) Presiden Yudhoyono meminta masyarakat tetap mempertimbangkan faktor keselamatan sebelum berangkat ke kota Gaza untuk membantu warga Palestina yang diserang oleh pasukan Israel.

Presiden menegaskan dalam kasus warga Palestina di Gaza, Pemerintah memutuskan kebijakan untuk bisa berkontribusi memberikan bantuan dengan tetap menjaga keselamatan warganya.

"Tujuan kita membantu, mewujudkan solidaritas dengan cara-cara yang tepat. Jadi pilihlah cara-cara yang bisa menjadi bagian dari solusi dan bukan menjadi masalah," kata Presiden menanggapi banyaknya kelompok masyarakat yang akan berangkat ke jalur Gaza untuk membantu warga Palestina.

Menurut Presiden, pengalaman beberapa kejadian seperti ini pernah terjadi, ketika ada beberapa warga masyarakat yang berangkat ke suatu negara konflik justru membuat tambahan tugas bagi pemerintah untuk melindunginya.

Presiden juga menyatakan, Indonesia siap mengirimkan pasukannya jika di Gaza telah diberlakukan gencatan senjata dan dibutuhkan tim pemantau untuk menjaga perdamaian di wilayah. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009