Bandung (ANTARA News) - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Babakan Ciparay, Kabupaten Bandung memiliki potensi mencemari air tanah akibat air lindi dari tumpukan sampah itu tidak dapat ditangani secara baik. "Berdasarkan hasil analisis laboratorium dari sampel air sumur gali disekitar TPA tersebut, bahwa air tersebut tidak layak dipergunakan sebagai air minum karena mengandung bakteri coli diatas 100 per 100 ml (240-2400 per 100 ml)," kata salah satu peneliti dari Pusat Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI), Dyah Marganingrum ST MT di Bandung, Selasa (12/12). Namun ia mengakui, kesimpulan itu masih harus diuji klinis, sifat fisik, kimia dan biologis air tersebut. Penelitian itu dilakukan terhadap air permukaan maupun air tanah yang dapat diambil dari sumur-sumur penduduk dengan titik sampling yang lebih banyak dan merata, khususnya, pada titik-titik yang diduga potensi pencemarannya cukup besar. Namun, lanjut dia, untuk memenuhi kebutuhan air minum penduduk maka dapat diatasi dengan memasak air hingga 100 derajat celcius, sementara air untuk kebutuhan mencuci piring dan peralatan makan minum lainnya sebaiknya dilakukan treatment terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya penularan penyakit. Bahkan, kata Dyah yang melakukan penelitian bersama Dr Ir Djedi S Widarto, Ir Igna Hadi dan Nining Karningsih itu, berdasarkan uji geolistik secara umum disimpulkan bahwa hingga kedalaman 25 meter dengan wilayah radius kurangf dari 400 meter dari pusat TPA tersebut sangat berpotensi mengalami pencemaran air tanah dangkal. Ia mengatakan, berdasarkan rasio nilai BOD dan COD dari air lindi diperoleh bahwa komposisi sampah yang menghasilkan air lindi di TPA Babakan didominasi oleh sampah anorganik (plastik) dengan rasioa BOD dan COD kurang dari 50 persen. Menurutnya, meskipun perencanaan dan pengelolaan air limbah itu telah memenuhi persyaratan yang diwajibkan, namun pada prakteknya para pakar dalam bidang persampahan masih mengakui adanya risiko kemungkinan terjadinya pencemaran tanah. Dyah mengatakan dari pemantauan lapangan, pergerakan polutan pada sisi Barat tumpukan sampah dibatasi sungai, sedangkan di sekitar lokasi TPA terdapat banyak `seapage` berwarna hitam yang kemudian mengalir bersatu dengan sungai kecil di sekitar lokasi TPA. (*)

Copyright © ANTARA 2006