Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) akan memulai pelaksanaan tender 30 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan total daya 3.100 MW yang berlokasi di luar Jawa pada akhir Desember 2006. Ketua Tim Percepatan Pembangunan Pembangkit Yogo Pratomo di Jakarta, Kamis mengatakan, pihaknya berharap seluruh proyek dapat diselesaikan dalam dua-tiga tahun ke depan. "Proses prakualifikasi proyek tersebut akan dimulai akhir Desember ini. Saat ini, tengah dilakukan persiapan-persiapannya," katanya. Ke-30 proyek PLTU itu merupakan bagian dari program percepatan pembangunan pembangkit berkapasitas 10.000 MW dengan target penyelesaian tahun 2009. Sebanyak 10 PLTU lainnya dengan daya 6.900 MW yang berlokasi di Pulau Jawa telah dimulai proses tendernya beberapa waktu lalu dan sudah didapat dua calon pemenang untuk PLTU Suralaya dan PLTU Paiton. Mengenai rencana pendanaan yang diupayakan berasal dari dalam negeri, Yogo menyambut positif. "Kalau bisa dari dalam negeri baik PLN atau bank akan lebih bagus, daripada dana disimpan dalam SBI (sertifikat Bank Indonesia)," katanya. Sebelumnya, Wapres Jusuf Kalla meminta PLN mengkoordinasikan sumber-sumber pendanaan dari dalam negeri untuk mendanai proyek yang diperkirakan menelan 2,5 miliar dolar AS tersebut. Komisaris Utama PLN Al Hilal Hamdi mengatakan, PLN kemungkinan akan menerbitkan obligasi guna membiayai proyek pembangkit tersebut. Menurut dia, sejumlah bank dalam negeri juga sudah menyatakan minatnya mendanai proyek. Bank-bank itu antara lain BRI, BNI, dan Mandiri. PLN sebelumnya telah menerbitkan obligasi internasional senilai satu miliar dolar AS untuk membiayai pembangunan 10 proyek PLTU di Pulau Jawa. Komposisi pendanaan untuk 10 proyek PLTU di Jawa itu adalah 15 persen berasal dari PLN dan 85 persen dibawa pemenang tender. Adapun 30 proyek pembangkit itu adalah PLTU Meulaboh (NAD #1) 2x100-150 (MW), PLTU Sibolga Baru (Sumut #1) 2x100-150 MW, PLTU Medan Baru (Sumut #2) 2x100-150, PLTU Sumbar Pesisir Selatan (Sumbar #1) 2x100-150 MW, PLTU Mantung (Babel #1) 2x10 MW, PLTU Air Anyer (Babel #2) 2x10 MW, PLTU Bangka Baru (Babel #3) 2x25 MW, dan PLTU Belitung Baru (Babel #4) 2x15 MW. Selanjutnya, PLTU Bengkalis (Riau #1) 2x7 MW, PLTU Selat Panjang (Riau#2) 2x5 MW, PLTU Tanjung Balai Karimun Baru (Kepri#1) 2x7 MW, PLTU Tarahan Baru (Lampung#1) 2x100-150 MW, PLTU Pontianak Baru (Kalbar #1) 2x25 MW, PLTU Singkawang Baru (Kalbar#2) 2x50 MW, PLTU Asam-asam (Kalsel#1) 2x60-100 MW, PLTU Palangkaraya (Kalteng #1) 2x60-100 MW, dan PLTU Sampit Baru (Kalteng #2) 2x7 MW. Selain itu, PLTU Amurang Baru (Sulut#3) 2x25 MW, PLTU Sulut Baru (Sulut #4) 2x25 MW, PLTU Gorontalo Baru (Gorontalo #1) 2x25 MW, PLTU Bone (Sulsel#1) 2x50 MW, PLTU Kendari (Sultra #1) 2x10 MW, PLTU Bima (NTB #1) 2x7 MW, PLTU Lombok Baru (NTB #2) 2x25 MW, PLTU Ende (NTT #1) 2x7 MW, PLTU Kupang Baru (NTT #2) 2x15 MW, PLTU Ambon Baru (Maluku #1) 2x7 MW, PLTU Ternate (Maluku Utara #1) 2x7 MW, PLTU Timika (Papua #1) 2x7 MW, PLTU Jayapura Baru (Papua #2) 2x10 MW. (*)

Copyright © ANTARA 2006