Serang (ANTARA News) - Kementerian Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, mengingat kepada petani dan pemangku kepentingan untuk tetap mewaspadai kekeringan pada musim kemarau 2015.

"Kewaspadaan terhadap kekeringan harus menjadi bagian dari pola dan budaya pertanian Indonesia," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbantan) Haryono di Serang, Banten, Selasa.

Beberapa kebijakan yang perlu dipersiapkan pada musim kemarau yang berlangsung April-September 2015 itu, antara lain percepatan penyediaan alat mesin pertanian pengolah tanah untuk mengejar musim tanam, percepatan distribusi pompa air sesuai dengan wilayah rawan kekeringan dan percepatan distribusi varietas tahan kekeringan.

Upaya teknis yang harus dilakukan, menurut Haryono, pembentukan satgas kekeringan yang bertugas memonitoring kejadian gejala kekeringan dan melaporkannya secara berjenjang ke provinsi dan pusat, serta wilayah-wilayah endemik kekeringan tidak disarankan menenam padi, terutama pada MK II (Juni-September).

Kemudian upaya teknis lainnya menggunakan varietas tanaman pangan Pajale tahan kekeringan, manfaatkan air permukaan secara bijaksana dan efisien dan ikuti rekomendasi yang ada pada kalender tanam terpadu, dan segera menginstalnya bagi yang memiliki HP aplikasi android dan memanfaatkan SMS center di 082-123-456-500.

Dalam upaya mengoptimalisasi potensi luas tanam selama musim kemarau 2015 perlu pemantauan khusus terhadap kondisi mengamankan pertanaman padi yang ada (standing crop) dan potensi waduk utama saat ini yang diperkirakan agak beragam terkait dengan dinamika curah hujan selama musim tanam (MT) II 2015.

"Informasi dibutuhkan untuk penyiapan benih, pupuk, alat mesin pertanian yang tepat waktu, tepat lokasi dan tepat jumlah," ujarnya.


Pewarta: Ridwan Ch
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015