... berpeluang meluas ke wilayah Timur Tengah...
Sanaa/Aden (ANTARA News) - Arab Saudi beserta sejumlah negara Teluk, Kamis, memulai bantuan militer bagi Yaman untuk mengatasi gerakan gerilyawan Houthi, yang didukung Iran.

Stasiun televisi Al-Arabiya melaporkan, Arab Saudi mengirim 150.000 tentara dan 100 pesawat tempur ke Yaman. Selain itu, Mesir, Yordania, Sudan, dan Pakistan juga siap ambil bagian dalam gerakan darat di negara tersebut.

Al-Arabiya juga mengabarkan Uni Emirat Arab mengirim 30 pesawat tempur, sementara Bahrain dan Kuwait masing-masing 15. Bantuan sama muncul dari Qatar (10), Yordania (enam), Maroko (enam), dan Sudan (enam).

Yaman berada di ambang perang saudara akibat gerakan kelompok Houthi, yang pada umumnya beranggotakan penganut Islam Syiah. Kini, negara itu jadi medan perebutan pengaruh Arab Saudi, yang beraliran Sunni, dengan Iran.

Perang di Yaman berpeluang meluas ke wilayah Timur Tengah.

Kemelut di Yaman juga berpeluang memengaruhi cadangan minyak dunia. Harga minyak mentah Brent pada Jumat melonjak enam persen setelah operasi militer Arab Saudi dan negara sekutu dimulai.

Sebagian besar truk pengangkut minyak dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak harus melewati garis pantai Yaman untuk dapat dikirim ke Eropa dari Laut Merah serta Terusan Suez.

Garis pantai sepanjang 40 km meter itu dinilai Badan Informasi Energi Amerika Serikat sebagai bagian penting dari suplai minyak dunia.

Pertempuran di Yaman bermula pada September lalu saat kelompok Houthi merebut ibu kota Sanaa dan memaksa Presiden Abdul Hadi mengungsi.

Di sisi lain, Amerika Serikat pada Rabu malam menyatakan dukungan terhadap operasi militer Arab Saudi. Presiden Barack Obama bahkan menyediakan "dukungan logistik dan intelejen."

Pasukan Amerika Serikat sendiri tidak akan terlibat dalam aksi militer langsung di Yaman, demikian keterangan dari juru bicara Dewan Keamanan Nasional di Washington.

Sementara itu, pemimpin penting Houthi mengatakan bahwa serangan udara Arab Saudi adalah bentuk serangan terhadap Yaman dan dapat menyebabkan perang meluas ke kawasan itu.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015