Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia menargetkan ekspor mobil CBU (Completely Built Up) pada 2007 naik 20 hingga 25 persen menyusul kebijakan penghapusan bea masuk komponen bagi industri perakitan mobil di dalam negeri. Pemerintah mengharapkan insentif penghapusan bea masuk komponen itu dapat mendorong ekspor mobil CBU ditengah lesunya pasar domestik, kata Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Budi Darmadi kepada ANTARA di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan pemerintah mengharapkan dampak dari dikeluarkannya insentif tersebut mampu menolong para industri perakitan mobil di dalam negeri mempertahankan kinerjanya di tengah daya beli mobil yang turun tahun ini yang mencapai hampir 50 persen. "Setidaknya kalangan industri otomotif tidak mengurangi tenaga kerja mereka pada saat pasar domestik lesu, dan mengalihkan produksi mereka ke pasar ekspor," ujarnya. Pada 25 September 2006 pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) Nomor 79/PMK.010/2006 tentang Pembebasan BM atas Impor Bagian dan Perlengkapan Kendaraan Bermotor untuk Pembuatan Kendaraan Bermotor Tujuan Ekspor. Pada Januari-November 2006 penjualan mobil turun sekitar 42,6 persen menjadi 287.631 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurut Budi, di tengah turunnya permintaan mobil di dalam negeri saat ini, sebagian besar industri otomotif ekspansi pasar ekspor yang ditandai dengan naiknya ekspor mobil baik CBU maupun terurai (CKD). "Tahun lalu ekspor mobil CBU mencapai sekitar 17.800 unit dan tahun ini diperkirakan naik mencapai 30 ribu unit atau naik 65 persen," ujarnya. Tahun 2007, ia memperkirakan ekspor mobil CBU minimal akan naik sekitar 20-25 persen menjadi sekitar 40 ribuan unit, terutama untuk mobil Toyota Fortuner, Suzuki APV dan Toyota Avanza-Daihatsu Xenia yang merupakan kolaborasi kedua perusahaan otomotif Jepang itu. Sedangkan mobil yang diekspor secara terurai (CKD) diperkirakan juga akan tetap meningkat meskipun tidak mendapat insentif pembebasan BM komponen. "Tahun 2005 ekspor mobil CKD mencapai sekitar 107.000 unit dan tahun ini bisa mencapai sekitar 120 ribu unit. Target kita dengan dikeluarkannya insentif penghapusan BM komponen untuk mobil ekspor adalah memperkuat minat prinsipal menjadikan Indonesia sebagai basis produksi mereka," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006