Padang (ANTARA News) - Calon jemaah haji (CJH) khususnya asal Sumatera Barat, terlalu berlebihan membawa bahan makanan untuk perbekalan selama di Tanan Suci, sehingga banyak tas dan bingkisan yang di "sweeping" petugas haji di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Ketaping, Padang Pariaman. "Sejak pemberangkatan kelompok terbang (Kloter) XIV hingga XVI yang berangkat Jumat (15/12) sore, sudah mencapai 246-an coli (satuan buah) barang bawaan jemaah yang lebih dari ketentuan Garuda Indonesia," Kata Kepala Bidang Perhubungan Embarkasi Padang, Herry Zulman, di Padang, Jumat. Barang bawaan CJH itu, mulai dari beras, bingkuang, bumbu sambal, alat-alat untuk memasak nasi listrik dan air mineral. Setiap jenis barang bawaan itu tidak hanya sekedar saja, bahkan ada yang mencapai lima kilogram. Padahal, seperti air menirel yang dibawa berbotol-botol bagi jemaah selain berisiko tumpah di pesawat, juga sampai di Jeddah tidak dimanfaatkan, karena air Telaga Zam-Zam tersedia disana. "Kita telah berulangkali menyampaikan imbauan kepada CJH dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) agar berangkat, tidak terlalu berlebihan membawa barang perbekalan," ujarnya. Terkait barang yang dibawa jemaah itu, sangat menambah beban angkutan pesawat, pada tiga kloter itu, tiap hari barang diluar ketentuan mencapai 289 kg. Banyak barang yang dibawa, akibatnya saat tiba di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, jemaah akan keteteran mengangkutnya, apalagi CJH yang usia diatas 60-an tahun. "Barang bawaan jemaah itu tetap diberangkatkan namun dipisahkan dari mereka dan dimasukan dalam bagasi pesawat," ujarnya. Menurut dia, jikapun barang itu bisa dibawa, namun tindakan membawa perbekalan terlalu berlebihan merupakan citra kurang bagus bagi Embarkasi/Debarkasi Padang untuk ke depannya. Jemaah yang berlebihan membawa barang perbekalan sepertinya "pergi kebulan saja" hanya berasal dari Sumbar sendiri, hingga petugas susah mengaturnya. Sedangkan jemaah asal Provinsi Jambi dan Bengkulu, cukup teratur proses pemberangkatan, karena mereka hanya sekedarnya saja membawa bahan perbekalan itu. Ia mengatakan, banyak jemaah yang membawa barang diluar ketentuan itu, faktor kurang tegas dan tidak adanya panutan pada setiap KBIH bersangkutan. "Kita akan evaluasi terkait kondisi barang yang berlebihan dibawa jemaah dan hasil akan disampakan kepada Kantor Wilayah Departemen Agama Sumbar, agar ditindaklanjuti," ujarnya. Posisi petugas cukup susah saat seperti itu, jika ditinggalkan barang yang diluar ketentuan itu, dikatakan petugas tidak memberikan pelayanan yang baik pada jemaah. Padahal, jemaah banyak yang memaksakan membawa bahan dan barang perbekalan untuk selama berada di Tanah Suci. "Kita diharapkan jemaah yang belum berangkat melalui KBIHnya dapat menegaskan untuk mengurangi membawa barang bawaan tersebut," ujar Herry.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006