Yang bersangkutan setelah diinterogasi mengaku bahwa memang punya keinginan untuk menyusup ke dalam pesawat udara, sudah mempelajari lebih dari satu tahun,"
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan memastikan aksi penyusupan Mario Stevan Ambarita dalam roda di pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800 penerbangan Pekanbaru-Jakarta, Selasa (7/4), terencana, terbukti dari pengakuannya yang mempelajari bandara selama setahun.

"Yang bersangkutan setelah diinterogasi mengaku bahwa memang punya keinginan untuk menyusup ke dalam pesawat udara, sudah mempelajari lebih dari satu tahun," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Suprasetyo menjelaskan Mario yang baru berusia 22 tahun itu mengaku sudah mempelajari hal-hal yang berkaitan bandara, bahkan pada 19 Maret 2015 pernah mencoba masuk Bandara Kualanamu, Medan.

Namun, lanjut dia, Mario gagal masuk ke sisi udara Bandara Kualanamu karena keamanannya dan pengawasan yang ketat.

Tak Jera, pria berkulit hitam dan memiliki tinggi 165 sentimeter itu mengulik Bandara Sultan Syarif Kasim II selama tujuh hari untuk mencari celah memasuki sisi udaranya.

"Jadi, dia sudah mempelajari penerbangan tujuan Jakarta itu dengan cara apa saja, targetnya pesawat Garuda, Batik Air atau Citilink, tapi yang bersangkutan mengutamakan Garuda karena yang terbaik," katanya.

Sampai pada hari pengeksekusian, Mario menuju Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru dan berhasil masuk ke sisi udara pada pukul 10.30.

Kemudian, Suprasetyo menambahkan, sang penyusup pun sudah mendeteksi nomor penerbangan dan waktu pesawat menuju Jakarta tersebut.

"Kemudian dia sudah menemukan, targetnya adalah Garuda dan dia masuk ke sisi udara dengan melompat pagar dari atau dekat kargo kira-kira 300 meter, di ujung runway (landasan ancang) melihat pesawat Garuda yang akan lepas landas," katanya.

Suprasetyo menuturkan pada saat pesawat memasuki landasan ancang dan berbelok 17 derajat, Mario mencoba mendekati, namun terhantam "jet blast" dan terpental.

"Dia bangun lagi dan menunggu pesawat sejajar dengan runway, lari lagi, masuk belakang dan naik roda pesawat utama (main gear), dan di dalam ada ruang kira-kira selebar kursi dan dia berhasil duduk dan terbang hingga Cengkareng," katanya.

Dia menambahkan Mario yang mengaku ingin bertemu Presiden Joko Widodo itu tidak membawa identitas apapun, hanya dompet.

Pada Selasa (7/4) sekitar pukul 16.57 ditemukan seseorang yang keluar dari ruang roda pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA-177 rute Pekanbaru-Cengkareng dan diketahui bernama Mario Stevan Ambarita.

Mario terhuyung lemas dan langsung diamankan oleh pihak keamanan bandara Soekarno-Hatta dan dibawa ke Otoritas Bandara untuk dimintai keterangan.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015