Banda Aceh (ANTARA News) - Divisi Regional (Divre) Perum Bulog Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) menyatakan meskipun realisasi pengadaan beras petani tidak mencapai target, namun kebutuhan beras dapat terpenuhi. "Kebutuhan beras mencukupi, karena adanya stok beras nasional ditambah beras impor," kata Kepala Pelayanan Publik Divre Perum Bulog NAD, Fahrani, di Banda Aceh, Senin. Penegasan itu disampaikannya usai pembukaan Pasar Rakyat menjelang hari raya Idul Adha 1427 Hijriyah di depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Ia mengatakan, realisasai pengadaan beras petani tahun anggaran 2006 hanya sebanyak 5.000 ton dari target pengadaan sebanyak 50.000 ton. Untuk menutupi kekurangan persediaan, Bulog NAD mendapat pasokan beras nasional sebanyak 60.000 ton dan ditambah beras impor sebanyak 18.000 ton. Tidak terpenuhinya target pengadaan beras petani tersebut disebabkan tingginya harga gabah di pasar bebas yang melebihi ketetapan harga inpres pemerintah. Harga gabah kering panen (GKP) berkisar Rp2.200-Rp2.500/kg atau lebih tinggi dari harga ketetapan pemerintah Rp1.780/kg dan gabah kering simpan (GKS) Rp2.600-Rp2.750/kg, sedangkan harga ketetapan pemerintah Rp2.280/kg. Dikatakannya, realisasi pengadaan beras tahun anggaran 2006 untuk seluruh kabupatendi provinsi NAD, hanya berlangsung di daerah kabupaten Pidie. "Harga gabah yang ditetapkan pemerintah melalui inpres kalah bersaing di pasar bebas. Inilah menyebabkan target pengadaan tidak tercapai," jelasnya. Menyinggung realisasi penyaluran beras raskin, Fahrani menyatakan sudah berakhir dengan realiasi sebanyak 52.000 ton. Untuk tahun anggaran 2007, Perum Bulog NAD mentargetkan pengadaan beras sekitar 59.000 ton.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006