Perdana Menteri Modi tidak bisa hadir (dalam KAA) karena ada sidang parlemen yang akan dimulai sejak 20 April
Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar India untuk Indonesia Gurjit Singh mengatakan Perdana Menteri Narendra Modi tidak dapat menghadiri Konferensi Asia Afrika ke-60 di Jakarta dan Bandung, 22-24 April, karena Parlemen India akan mengadakan sidang anggaran negara.

"Perdana Menteri Modi tidak bisa hadir (dalam KAA) karena ada sidang parlemen yang akan dimulai sejak 20 April," kata Dubes Singh di Jakarta, Selasa.

Dubes Singh menambahkan sidang parlemen tersebut akan menjadi pembahasan final anggaran India sehingga membutuhkan kehadiran Perdana Menteri Modi.

Meskipun PM Modi tidak dapat hadir, Singh mengatakan India akan mengirimkan pejabat tingkat tinggi untuk menghadiri KAA, yakni Menteri Luar Negeri Sushma Swaraj.

Selain itu, wakil perdana menteri India juga akan menyampaikan pesan khusus Modi kepada Presiden Joko Widodo.

"Kami ingin menunjukkan bahwa kami mendukung penuh penyelenggaraan KAA," kata Singh.

Sebelumnya, utusan khusus Presiden Jokowi yang juga wakil menteri luar negeri, AM Fachir, telah mengunjungi India untuk menyerahkan undangan KAA kepada Perdana Menteri Modi secara resmi dan menyampaikan permintaan Presiden agar ia bersedia memberikan pidato kunci dalam Pertemuan Bisnis Asia Afrika (AABS) di Jakarta pada 21 April.

Terkait hal tersebut, Dubes Singh mengatakan PM Modi akan mengirimkan menteri khusus (selain Menlu Swaraj) untuk mewakilinya menyampaikan pidato kunci dalam AABS.

Sebagai tuan rumah penyelenggaraan KAA ke-60, Indonesia memandang penting kehadiran PM Modi karena selain India merupakan salah satu negara pelopor KAA 1955, negara Hindustan itu telah bertransformasi menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia.

Oleh karena itu, kehadiran PM Modi dinilai akan memberi semangat bagi penguatan kerja sama Selatan-Selatan dan Kemitraan Strategis Asia-Afrika Baru (NAASP) yang diusung Indonesia dalam penyelenggaraan KAA ke-60.

Mantan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru merupakan salah satu pelopor KAA di Bandung pada 1955, bersama PM Indonesia Ali Sastroamijoyo, PM Pakistan Muhammad Ali Jinnah, PM Burma (sekarang Myanmar) U Nu, dan PM Sri Lanka Sir John Kotelawala.

Terkait pelaksanaan KAA ke-60, hingga saat ini, Kementerian Luar Negeri mencatat 57 negara telah mengonfirmasi kehadiran dalam rangkaian acara yang akan diselenggarakan di Jakarta pada 19-23 April.

Sementara tak kurang dari 20 kepala negara/pemerintahan telah menyatakan keikutsertaan mereka dalam KTT di Jakarta, 22-23 April, dan napak tilas KAA di Bandung, 24 April.

Adapun kepala negara/pemerintahannya yang telah secara resmi mengonfirmasi kehadiran dalam peringatan KAA ke-60, antara lain Afrika Selatan, Bangladesh, Iran, Myanmar, Mozambik, Nepal, Palestina, Tiongkok, dan Vietnam.

Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015