Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ)Rabu pagi ditutup naik tajam, didukung faktor technical rebound setelah sebelumnya (Selasa/19/12) turun tajam akibat terimbas gejolak di Thailand. Pada penutupan sesi Rabu pagi, IHSG naik 32,118 poin atau 1,85 persen menjadi 1.768,788 dengan volume 1,4 miliar saham senilai Rp1,059 triliun. Indeks LQ45 naik 7,038 poin menjadi 384.656. Sebanyak 130 saham mengalami kenaikan dibanding 10 saham yang turun. Sementara itu 51 saham tidak berubah. Pada pra pembukaan, IHSG langsung dibuka naik 15,095 poin atau 0,87 persen menjadi 1.751,765. Saham yang naik 26 dan 8 stagnan dengan transaksi 16 juta saham dan nilai Rp22,813 miliar. Pada penutupan Selasa kemarin, IHSG turun 50,950 poin atau 2,85 persen menjadi 1.736,670. Volume yang diperdagangkan 4,28 miliar saham senilai Rp3,49 triliun dengan jumlah saham yang turun lebih besar dari pada yang naik yakni 166 dibanding 18, dan 53 saham tidak berubah. Analis Riset PT Panin Capital, Luki Aryapama, sudah memperkirakan indeks 'rebound' setelah investor kena dampak psikologis dari kebijakan bank sentral Thailand menerapkan kebijakan "unremunerasi" pada aliran modal jangka pendek. Kebijakan bank sentral tersebut mewajibkan 30 persen dari mata uang asing dengan nilai lebih dari 20 ribu dolar AS harus ditanam dalam bentuk deposito tanpa bunga. Menurut Luki, investor hanya mengingatkan memori investor pada krisis keuangan 1997, yang dimulai dari Thailand. Namun dampak tersebut belum mengarah ke krisis, sehingga investor akan kembali ke pasar, jelasnya. Selain itu, sentimen naiknya bursa regional dan naiknya harga minyak mentah dunia mendorong saham pertambangan untuk naik. Sebelumnya, Yohanes Konradus, analis Sigma Research juga sudah memperkirakan IHSG akan menguat didukung oleh "technical rebound", setelah kemarin turun tajam terimbas jatuhnya pasar saham Thailand. "Pasar saham Jakarta juga akan mendapat dukungan positif dari kenaikan indek Dow Jones ke posisi tertinggi baru tadi malam. Penguatan rupiah juga akan menambah sentimen positif terhadap pasar lokal," katanya. Menurutnya, kekhawatiran para investor atas dampak dari kebijakan bank sentral Thailand yang membatasi arus keluar mata uang asing yang mengakibatkan hancurnya bursa kawasan Asia mulai terkikis setelah Bank Indonesia tidak akan mengikuiti langkah Bank Sentral Thailand. (*)

Copyright © ANTARA 2006