PBB (ANTARA News) - Iran, Rabu, mendesak Dewan Keamanan PBB mengecam pembangunan secara tidak sah dan pemilikan senjata-senjata nuklir Israel dan mempertimbangkan pengenaan sanksi jika negara Yahudi itu menolak membongkar senjata tersebut. Dalam sepucuk surat kepada utusan Qatar untuk PBB Nasser Abdulaziz al Nasser, ketua Dewan Keamanan untuk bulan Desember , Dubes Iran Javad Zarif mengutip pernyataan PM Israel Ehud Olmert yang mengaku pekan lalu bahwa Israel memiliki senjata nuklir. Pembangunan dan pemilikan secara tidak sah senjata nuklir rejim Israel itu tidak hanya melangar prinsip-prinsip dasar hukum internasional, Piagam PBB, NPT (Perjanjian Non Proliferasi Nuklir) dan resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB, tapi juga secara jelas menentang tuntutan mayoritas besar anggota PBB," katanya. "Perdamaian dan keamanan tidak dapat tercapai di Timur Tengah sementara senjata nuklir Israel yang banyak terus mengancam kawasan itu dan di luarnya," katanya. Utusan Iran itu mendesak 15 anggota Dewan Keamanan PBB "mengutuk pembangunan dan pemilikan sscara rahasia senjata-senjata nuklir rejim Israel mendesak nergara itu meninggalkan senjata-senjata nuklir, dan tunduk pada NPT tanpa ditunda, serta mendesak rejim ini agar semua fasilitas nuklirnya berada dibawah pengawasan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA)." "Seandainya rejim Israel tidak melakukan hal itu , dewan harus mengambil tindakan tegas sesuai dengan Pasal Tujuh Piagam PBB (mengenai sanksi-sanksi) untuk menjamin pelaksanaan tuntutan itu," kata Zarif. Pengakuan Olmert tampaknya melanggar kebijakaan puluhan tahun negara itu tentang nuklir. Berdasarkan kebijakan ini, Israel yang diperkirakan tidak akan melaksanakan ujicoba nuklir dan tetap bungkam mengenai masalah itu untuk mencegah perlombaan senjata nuklir di Timur Tengah. Pernyataan Olmert itu mengancam melemahkan usaha-usaha Israel dan Barat untuk mencegah Iran yang berusha secara diam-diam membuat senjata nuklir dengan kedok program tenaga nuklir untuk sipil, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006