Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden, M. Jusuf Kalla, mengatakan bahwa hingga Maret 2007 atau sebelum masa panen raya tiba, pemerintah akan mengimpor beras hingga 500.000 ton guna memenuhi kekurangan stok pangan nasional dan menjaga stabilitas harga beras. "Untuk menutup kekurangan stok beras, sampai bulan Maret 2007 pemerintah akan mengimpor beras sekitar 500.000 ton," katanya, dalam keterangan pers di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis. Menurut Wapres, impor beras tersebut akan digunakan untuk menutup stok beras yang kosong karena digunakan untuk Operasi Pasar dan pembagian beras bagi masyarakat miskin (raskin). Wapres juga menjelaskan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menginstruksikan, agar segera dilakukan operasi pasar yang lebih besar untuk mengembalikan harga besar ke kisaran Rp4.000. Selain itu, Presiden juga menginstruksikan, segera mempercepat pembagian raskin yang biasanya baru dilakukan pada akhir bulan Januari, namun sekarang dipercepat pada akhir Desember 2006. "Kenapa pemerintah impor beras? Karena, pemerintah tak ingin menanggung risiko apa pun mengenai ketahanan pangan nasional," kata Wapres menegaskan. Wapres menjelaskan, stok beras nasional per bulan rata-rata berkurang antara 200.000 ton hingga 250.000 ton, karena digunakan untuk operasi pasar dan raskin, karena itu untuk menutup kekurangannya mulai minggu ini pemerintah akan mengimpor beras mencapai 200.000 ton. "Impor beras ini tidak akan merugikan petani, karena pemerintah akan mengembalikan harga beras kepada harga pada bulan November 2006 lalu di kisaran Rp4000 per kilogram," kata Wapres. Saat ini, Wapres menjelaskan, dengan harga beras yang melonjak tinggi, maka para petani juga telah dirugikan, karena mereka juga sudah ikut membeli beras, padahal panen raya yang diperkirakan bulan Januari-Februari bakal mundur hingga Maret 2007 lantaran musim hujan yang juga mundur. "Sekarang ini symptom-nya jelas. Ada kekurangan beras, makanya harus kita tambah, dan lakukan penurunan harga hingga ke level Rp4000 per kilogram," kata Wapres. Wapres juga menjelaskan bahwa posisi Badan Urusan Logistik (Bulog) saat ini tidak bisa membeli beras di masyarakat. Bulog hanya akan membeli gabah, jika harganya turun sekira Rp1.250 per kilogram Gabah Kering Giling (GKG), yang ternyata juga harganya naik, sehingga Bulog tidak bisa membeli. "Kalau harga di atas itu, maka Bulog tak bisa beli, karena kalau Bulog membeli, maka harga akan melonjak naik. Bulog tak boleh masuk kalau harga tinggi. Tugas Bulog untuk menstabilkan harga," kata Wapres. Oleh karena itu, Wapres mengemukakan, saat ini harga beras sudah diatas Rp4.000 per kilogram, sehingga Bulog tidak bisa membeli lagi, dan untuk menurunkan harga tersebut dilakukan Operasi Pasar, namun akibatnya stok pangan nasional menjadi berkurang. Untuk impor beras kali ini, menurut Wapres, akan dilakukan oleh Bulog menggunakan dana pinjaman dari perbankan, dan Bulog saat ini bisa melakukan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan beras tersebut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006