Jakarta (ANTARA News) - Ka`bah, bangunan berbentuk kubus setinggi 14 meter yang masing-masing lebar sisinya tak sama yakni 12,84 meter, 11,28 meter, 12,11 meter, dan 11,52 meter itu kini sudah benar-benar dikerumuni ratusan ribu manusia dari berbagai penjuru dunia. Mereka sambil memohon doa kebaikan kepada Tuhan semesta alam, berthawaf mengelilingi susunan balok-balok batu itu, atau melakukan sholat, ruku dan sujud dengan mengarah kepadanya. Ka`bah itu terselubung kiswah hitam terbuat dari sutera yang ditenun timbul ukiran kaligrafi dengan benang perak dan emas. Kiswah itu bertuliskan ayat-ayat Al Quran seperti al Ahzab: 47 yang bermakna: "Sampaikan berita gembira kepada orang-orang mukmin bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah", dan ayat-ayat lainnya Al Hijr: 49, Al Baqarah: 186, atau An Nisaa:110. Ka`bah akan diberi kiswah baru setiap tanggal 9 Dzulhijjah, dan karena itu setiap awal Idul Adha Ka`bah akan muncul dengan selubung baru. Beberapa hari sebelum masa puncak haji tersebut Ka`bah juga dicuci dan kiswahnya digulung. Sementara itu, di salah satu sudut Ka`bah sebelah selatan, tertanam batu yang disebut Hajar Aswad, riwayat menyebutkan batu hitam yang dulu putih itu adalah batu yaqut dari surga yang dihadirkan kepada Nabi Ibrahim. Pada masa kini delapan keping Hajar Aswad ditanam pada batu berbingkai perak setinggi 1,10 meter dari tanah yang karena Rasulullah SAW pernah menciumnya maka jemaah haji selalu berebut juga menciumnya. Dari sudut Hajar Aswad hingga pintu Ka`bah yang berjarak sekitar dua meter adalah lokasi Multazam, tempat di mana doa akan lebih dikabulkan sehingga tempat itu selalu lebih dipadati jemaah yang berdoa. Sedangkan di sisi yang disebut al Hathim atau Hijr Ismail berbentuk tembok terbuka setengah lingkaran menurut riwayat sebenarnya merupakan bagian dari Ka`bah (Baitullah) namun pada saat itu kaum Quraisy yang membangun tak memasukkannya dalam bangunan yang ditinggikan. Karena itu banyak hadist juga menganjurkan untuk sholat di tempat tersebut karena tempat yang dikelilingi tembok 1,32 meter itu juga merupakan bagian dari Baitullah, khususnya di tempat sejauh tiga meter dari tembok Ka`bah. "Shalatlah di sini jika engkau ingin masuk ke dalam Baitullah sebab dia merupakan bagian dari Baitullah," kata Rasulullah kepada Aisyah dalam Hadist AtTarmidzi. Sehingga jemaah pun berebut sholat di tempat itu. Dalam Ka`bah Soal bagaimana dengan ruang dalam Ka`bah tak banyak orang yang tahu karena pintu Ka`bah memang selalu tertutup kecuali akan dikunjungi tamu negara kerajaan Arab Saudi. Pintu lainnya yang bernama Pintu Taubat, menuju ke teras Ka`bah di atapnya, juga selalu tergembok dan tertutup selubung kiswah. Menurut penulis buku "Keutamaan dan Sejarah Kota Mekkah dan Madinah", Muhammad Ilyas Abdul Ghani, kedua pintu Ka`bah dilapisi emas murni seberat 280 kg dengan rangka terbuat dari kayu al-atik. Pintu ini dibuat melalui keputusan Raja Khalid bin Abdul Aziz al Saud. Sementara itu, di ruang dalam Ka`bah disebutkan ada mihrab di arah yang berhadapan dengan pintu masuk. Selain itu ada tangga yang mengantar ke teras Ka`bah di atapnya. Bangunan yang sejak dahulu kala sudah berkali-kali direnovasi itu juga disangga oleh tiga tiang kayu berdiameter 44cm. Dindingnya diperkuat dengan marmer berwarna dan berukir serta ditutup dengan sutera hijau berkaligrafi. Itulah mengapa ruang dalam Ka`bah tampak berwarna kehijauan ketika jemaah yang sedang thawaf pada masa kedatangan tamu kerajaan berkesempatan menyaksikannya melalui ambang pintu di kejauhan. Amirul Haj 1427 H Tarmizi Taher yang sudah 13 kali masuk ke dalam Ka`bah sejak dirinya menjabat sebagai Menteri Agama pada 1993-1998 mengungkapkan, di dalam Ka`bah ada tiang dan dinding terbuat dari batu. "Kalau masuk Ka`bah saya Sholat sunnat dua rakaat sebanyak empat kali menghadap ke dinding yang berbeda," kata dokter AL yang telah berangkat ke tanah suci untuk memimpin jemaah haji Indonesia itu. Ia juga menasihati, Ka`bah adalah bangunan biasa saja yang tak terlalu menarik. Bangunan itu tak patut dipuja apalagi disembah bagai orang musyrik menyembah berhala dan hanya simbol yang menyatukan umat. Hadist menyebutkan bahwa Masjidil Haram menjadi arah kiblat karena sebelumnya ketika umat Islam menjadikan Masjidil Aqsha di Darussalam, Palestina sebagai kiblat, hal itu dijadikan ejekan oleh orang-orang Yahudi yang merasa lebih berhak atasnya. Maka jadilah sejak itu Ka`bah di Mekkah menjadi arah kiblat Sholat, dan didatangi jemaah dari berbagai penjuru dunia bagai ditarik dalam pusaran untuk berthawaf mengelilinginya. Puncaknya pada musim haji bulan Dzulqaidah dan Dzulhijjah. Biasa tapi utama Meski hanya bangunan biasa Ka`bah kenyataan lebih utama dari tempat ibadah manapun seperti Shahih Muslim menyebutkan dari Abu Dzar yang bertanya kepada Rasulullah tentang masjid apakah yang pertama ada di muka bumi dan dijawab Rasul: "Masjidil Haram". Lalu masjid apa lagi? tanya Abu Dzar, Nabi bersabda: "Masjidil Aqsha." Berapa jarak waktu antara keduanya? Beliau menjawab: "Empat puluh tahun." Disebutkan pula dalam riwayat lain dari Ibnul Qayyim bahwa yang dimaksud Masjidil Aqsha adalah bangunan ibadah yang dibangun cucu Nabi Ibrahim, Ya`qub bin Ishaq lalu diperbaharui oleh Nabi Sulaiman. Suatu riwayat dari Abdullah bin Umar juga menyebutkan: Tatkala Allah menurunkan Adam dari surga dia berfirman, sesungguhnya Aku akan menurunkan bersamamu satu rumah dan tempat perhentian yang akan dikelilingi di sekitarnya sebagaimana Arasy-Ku dikelilingi. Kemudian dia akan dijadikan tempat Shalat sebagaimana dijadikannya Arasy-Ku sebagai tempat Shalat. Tatkala topan terjadi (di masa Nuh) maka dia diangkat kembali. Para Nabi datang berhaji ke sana, namun tidak tahu tempatnya. Kemudian Allah menerangkan kepada Ibrahim dan dia membangunnya dari lima gunung. Dengan demikian masa peletakkan pondasi Ka`bah itu telah berlalu lima ribu tahun sejak masa Nabi Ibrahim. Disebutkan Al Quran surat Ibrahim: 37: Ibrahim berdoa: Ya Tuhan kami sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Selanjutnya pada masa 18 tahun sebelum Hijrah, Nabi Muhammad SAW, nabi terakhir keturunan nabi Ismail bin Ibrahim bersama orang-orang Quraisy meninggikan Ka`bah dari 4,32 meter menjadi 8,64 meter. memberi atap dan talangnya serta meletakkan Hajar Aswad di salah satu sudutnya. Surah Ali Imran: 96 menguatkan keistimewaan Ka`bah dengan menyebut: Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat beribadah manusia adalah Baitullah yang ada di Mekkah yang diberkahi. Bangunan sangat tua yang telah banyak dibongkar pasang dari zaman ke zaman itu memang diberkahi, jemaah yang datang ke sana memiliki pengalaman bathin sendiri-sendiri yang tak terlukiskan dan tak terukur dengan materi.(*)

Pewarta: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2006