Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berkomitmen mendorong ekspor produk makanan dan minuman khususnya dari Usaha Kecil Menengah (UKM) melakukan kerjasama "instore promotion" (promosi dalam toko) dengan ritel besar di Eropa. "Promosi itu kita bekerjasama dengan ritel besar seperti Carrefour, jadi akan ada seperti `pekan Indonesia` di toko mereka," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di Jakarta, Senin. Departemen Perdagangan, lanjut Mendag, memang berkomitmen untuk mendorong ekspor produk mamin Usaha Kecil Menengah (UKM). Mendag mengatakan dalam rangka mendorong perkembangan UKM dalam negeri pemerintah memberikan pelatihan perbaikan mutu, desain dan kemasan. Selain itu, juga memberikan bantuan untuk mengikuti pameran di luar negeri serta sosialisasi aturan ekspor barang dari negara tujuan. Produk mamin yang diekspor Indonesia banyak menghadapi kendala standar kesehatan dan keselamatan. Apalagi sejak diberlakukannya Bioterrorism Act (UU Bioterorisme) di AS pada Desember 2003. UU tersebut menerapkan standar ketat pada setiap produk makanan dan minuman yang masuk ke AS dengan alasan keamanan. Eksportir diwajibkan melakukan pendaftaran pada United State of Food and Drug Adminsitration (USFDA). Berdasarkan data Badan Pengawasan Makanan dan Obat-obatan AS (United States of Food and Drug Adminsitration/USFDA), jenis produk ekspor yang ditolak di AS pada Desember 2003 sebanyak 35 jenis barang dan mencapai puncaknya pada Juli 2004 sebanyak 79 jenis barang. Jumlah itu kemudian turun pada Agustus 2004 menjadi 61 jenis barang yang ditolak di AS sedangkan September dan Oktober berturut-turut produk ekspor yang ditolak di AS sebanyak 28 dan 40 jenis barang. Di Australia, selama 2004, terdapat lima jenis makanan olahan seperti ikan kering dan makanan kalengan masuk dalam daftar "holding order" (barang ditahan) akibat tidak memenuhi ketentuan Badan Karantina Australia (Australian Quarantine and Inspection Service/AQIS). Di luar masalah ekspor yang terhambat standar, prospek ekspor produk mamin selama ini cukup besar. Target pertumbuhan ekspor produk mamin UKM setiap tahunnya mencapai 25 persen. Selama 2006, target ekspornya diperkirakan dapat mencapai 375 juta dolar AS sementara tahun sebelumnya mencapai 300 juta dolar AS. Beberapa produk unggulan untuk pasar ekspor antara lain ikan asap, minyak kelapa, permen, makanan ternak, dan biji jambu mete. Nilai ekspor beberapa produk tersebut pada tahun 2005 yaitu ikan asap sebesar 9,5 juta dolar AS, minyak kelapa sebesar 84,7 juta dolar AS, biji jambu mente sebesar 28,9 juta dolar AS, permen sebesar 14 juta dolar AS, dan makanan ternak sebesar 28,8 juta dolar AS. Negera tujuan ekspor terbesar yaitu Jepang, Hongkong, China, dan Malaysia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006