Banda Aceh (ANTARA News) - Seribuan lebih warga korban banjir dari sejumlah desa yang mengungsi di kota Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, dilaporkan belum memperoleh bantuan pangan, karena sulitnya pendistribusian. "Bantuan pangan belum merata sampai ke lokasi pengungsian dan hanya sebagian kecil yang sudah tersalurkan," kata Indra, salah seorang warga di kota Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Senin. Ia mengatakan, akibat sulitnya penyaluran bantuan tersebut, dikhawatirkan warga korban banjir di tenda-tenda terancam kelaparan, karena persediaan bahan makanan mereka sudah menipis. Kondisi warga korban banjir di penampungan untuk sementara tergolong sehat. Namun, katanya, jika mereka tidak segera mendapat pertolongan pangan maka dikhawatirkan terserang penyakit dan kelaparan. "Tadi pagi sudah datang bantuan diangkut dengan dua helikopter, namun baru sebagian yang disalurkan," ucapnya. Menurutnya, wilayah yang paling terparah terkena banjir, yakni desa Minuran, desa kebun Tengah, Pulau Tiga dan beberapa desa lainnya yang berada di sepanjang sungai Tamiang. Hingga kini belum diperoleh data yang akurat tentang korban jiwa akibat banjir di daerah tersebut. Informasi dari warga dan termasuk Satkorlak setempat masih simpang siur dan ada yang menyebutkan korban meninggal mencapai 200 jiwa dan 300 jiwa. Sementara, situasi kota Kuala Simpang saat ini air sudah surut dan tinggal sisa lumpur menutupi badan jalan dan pusat kota, sedangkan hubungan darat dari Medan dan daerah tetangga, kota Langsa (kabupaten Aceh Timur) ke kota Kuala Simpang masih putus karena ketinggian air di jalan raya mencapai satu meter. Kota Kuala Simpang sejak musibah banjir Jumat (22/12) masih gelap gulita akibat terputusnya arus listrik. Warga di daerah tersebut menggunakabn lilin dan lampu minyak pada malam hari. Cuaca di Kabupaten Aceh Tamiang saat ini terlihat cerah dan air terus berak surut.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006