Baghdad (ANTARA News) - Presiden Irak hari Senin memprotes tindakan militer Amerika Serikat (AS) yang menahan dua diplomat Iran, yang menurut AS ditangkap saat pengeledahan atas orang-orang Iran yang diduga merencanakan serangan terhadap pasukan keamanan Irak. Pihak Iran sendiri mengatakan bahwa dua diplomat itu datang ke Irak atas undangan Pemerintah Irak, dan mengingatkan bahwa tindakan tersebut bisa memprovokasi reaksi ketidaksenangan. "Dua diplomat itu kini ditahan oleh pihak AS," kata Hiwa Othman, penasehat media untuk Presiden Irak Jalal Talabani. "Presiden Talabani merasa tidak senang. Ia akan membicarakan hal ini dengan pihak AS. Para diplomat itu datang ke Irak atas undangan Presiden," kata Othman yang menambahkan bahwa ia tidak tahu apakah kedua diplomat Iran itu sudah bertemu dengan Talabani. Presiden Talabani, seorang Kurdi, bulan lalu berkunjung ke Iran untuk pertemuan tingkat tinggi kedua negara bertetangga itu. Washington menuduh kelompok Iran Syi`ah mendukung milisi Syi`ah yang anggap ikut menyulut konflik sektarian di Irak. Harian The New York Times edisi Minggu menulis, militer AS menahan sedikitnya empat orang Iran di Irak, termasuk pejabat militer senior yang ditangkap dalam dua kali operasi pekan lalu. Mengutip pejabat senior Irak dan AS di Baghdad, The New York Times mengungkapkan bahwa operasi penggeladahan itu ditujukan pada orang-orang yang dicurigai akan melakukan serangan terhadap pasukan keamanan Irak. Gordon Johndroe, jurubicara Dewan Pengamanan Nasional AS, mengatakan bahwa dua diplomat Iran itu berada di antara mereka yang ditahan. Namun mereka telah diserahkan kepada pihak berwenang Irak dan dibebaskan. Johndroe menegaskan bahwa sekelompok orang Iran, termasuk pejabat militer, masih berada di tahanan untuk pemeriksaan. Namun Othman dan seorang pejabat di pemerintahan Irak yang didominasi Syi`ah mengatakan, mereka tidak tahu bahwa para diplomat itu sudah dibebaskan. "Kami hanya mengetahui mengenai penangkapan dua diplomat. Saya kira tidak ada pejabat militer di antara mereka. Janggal kalau mereka (AS) menahan pejabat militer," kata seorang pejabat Syi`ah dari Dewan Tinggi Partai Revolusi Islam Irak (SCIRI). Sementara itu Kantor Berita Mahasiswa Iran ISNA melaporkan bahwa Deplu Iran telah memanggil Dubes Swiss untuk berdiskusi soal penahanan diplomat itu. Kedutaan Swiss mewakili kepentingan AS di Iran sejak hubungan diplomatik kedua negara terputus sejak revolusi 1979. "Pemerintah Irak bertanggung jawab atas pembebasan mereka. Dan penjajah (AS) juga harus bertanggung jawab," tulis ISNA mengutip jurubicara Deplu Iran Mohammed Ali Hosseini. Jurubicara militer AS di Baghdad menolak berkomentar dan menyerahkan semua pertanyaan kepada Pentagon. Sementara ini belum ada jawaban dari Pentagon. Belum jelas apa bukti-bukti dari AS sehingga menuduh warga Iran itu merencanakan serangan. AS juga tidak menyebut nama orang-orang Iran yang ditahan itu. Seorang pejabat militer AS, seperti dikutip The New York Times menyebutkan bahwa "banyak material" yang disita dalam penyerbuan itu, namun tidak disebutkan apakah material tersebut termasuk senjata atau dokumen soal rencana penyerangan, demikian Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006