Langkat (ANTARA News) - Ribuan warga di Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara mulai kesulitan untuk mendapat air bersih, karena banjir yang melanda 12 kecamatan di daerah tersebut. Masyarakat kesulitan memperoleh air bersih untuk keperluan minum dan memasak nasi di Posko Banjir, serta keperluan rumah tangga, kata Kepala Lingkungan VI Desa Damar Laut, Syahrial (50) kepada ANTARA di lokasi banjir tersebut, Selasa. 12 Kecamatan di Kabupaten Langkat yang diterjang banjir tersebut, beberapa di antaranya di Kecamatan Besitang, Babalan, Pelawi, Pangkalan Berandan,Tanjung Pura, Kecamatan Besitang dan lainnya. Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat yang dilanda banjir tersebut berjarak sekitar 98 Kilometer Selatan Kota Medan. Syahrial menambahkan, untuk memperoleh air bersih itu, maka sejumlah penduduk terpaksa berjalan kaki mencari sumur yang tidak kena banjir atau mencari rumah penduduk yang memiliki air bersih. Selain itu, katanya, warga yang mempunyai sumur bor, banyak yang bercampur dengan lumpur, jelas tidak dapat digunakan untuk keperluan memasak nasi karena berbahaya bagi kesehatan. Untuk itu, ia mengharapkan kepada pemerintah di daerah setempat dapat menyediakan air bersih untuk keperluan masyarakat sehari-hari. Persedian air bersih tersebut, saat ini sangat diperlukan oleh masyarakat yang menjadi korban banjir tersebut, katanya. Sementara itu, Udin (45) warga Desa Sicurai, Kecamatan Babalan yang rumahnya hancur dihantam banjir, mengatakan karena kesulitan untuk mendapat air bersih, maka ia jarang sekali minum air, sehingga badannya mulai terasa lemas dan dikhawatirkan mudah terserang penyakit. "Hanya sesekali dapat minum air aqua yang dikemas dalam botol plastik.Ini juga diperoleh dari bantuan dermawan terhadap korban banjir yang ada di daerah tersebut," ujarnya. Bahkan, jelasnya, untuk keperluan mandi sehari-hari, dia hanya memanfaatkan sisa air banjir yang masih tergenang di dalam parit yang berada di depan rumahnya. Karena tidak adanya air untuk mandi, dia terpaksa memanfaatkan air banjir berwarna kuning bercampur lumpur untuk keperluan sehari dan juga mencuci pakaian, tambahya. Sementara itu, data diperoleh di Satkorlak Posko Banjir di SMP Negeri 1 Besitang, Kabupaten Langkat, menyebutkan korban tewas akibat banjir tersebut tercatat 11 orang dan beberapa di antaranya, Elvin (2,5 thn), Rasmi (65), Manto (3 thn), Urmi (30) warga Desa Sei Mati Besitang. Selain itu, Ratna (35) warga Desa Bukit Mas,Kecamatan Besitang, Sofyan (2 thn) warga Lingkungan 6 Alur Kuk, Kecamatan Besitang, Asandrian (10 thn)) Kecamatan Hinai dan Tono (8 thn) warga Desa P.Gemini Kecamatan Stabat. Sampai saat ini 12 ribu lebih pengungsi banjir di Kabupaten Langkat, beberapa di antaranya, 1.318 ditampung di SMP Negeri 1 Besitang, 1.113 orang di Asrama Pitura dan 253 orang di Mess Buana Estate, Kecamatan Secanggang. Selain itu, 70 orang di Aula kantor Camat Gebang, 2.439 orang di Desa Pelawi Kecamatan Babalan, 1.792 orang di Masjid Besitang, 1.324 orang di Kecamatan Pangkalan Susu, 500 orang di Mesjid Tangkahan Kecamatan Sei Lepan dan lokasi penampungan lainnya. Ratusan pasukan TNI, Marinir, Polri, Palang Merah Indonesia (PMI) dan relawan lainnya masih terus siaga di lokasi Satkorlak Posko SMP Negeri I Besitang, Kabupaten Langkat berbatasan dengan Aceh Tamiang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) (*)

Copyright © ANTARA 2006