Manado (ANTARA News) - Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi, Manado, Agus Poputra, mengatakan, pemerintah jangan terjebak mengejar pertumbuhan semu dalam merespon pertumbuhan ekonomi yang rendah pada triwulan pertama 2015.

"Mengejar pertumbuhan semu, berusaha mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi dengan bersandarkan secara berlebihan kepada investor asing, akibatnya manfaat pertumbuhan ekonomi yang tinggi lebih banyak dinikmati bangsa asing," kata dia, di Manado, Jumat.

Saat ini pemerintah sedang gencar mengundang investor asing untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi kali ini cuma 4,7 persen, paling rendah sejak 2009 (saat awal pemerintahan Presiden Susilo Yudhoyono). Satu andalan pemerintah mendongkrak pertumbuhan ekonomi kali ini adalah percepatan pembangunan infrastruktur. 

Namun, bila hal tersebut tidak dilakukan dengan selektif, maka bukan tidak mungkin Indonesia menyediakan karpet merah bagi "investor hitam" yang telah merusak negaranya sendiri atau negara-negara lain.

"Dan lebih buruk lagi akan meningkatkan ketergantungan perekonomian Indonesia kepada pihak asing," katanya.

Dalam jangka panjang, katanya, ketergantungan ekonomi secara berlebihan pada investor asing akan menyandera kemandirian ekonomi nasional. 

Pewarta: Nancy Tigauw
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015