... anggota legislatif yang terpilih pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 adalah pengusaha dan artis, yang kemampuan politiknya masih diragukan...
Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Amanat Nasional, Noviantika Nasution, menilai secara ideal seharusnya Parlemen diisi figur yang memiliki kemampuan politik mumpuni, berwawasan luas, dan sudah matang di organisasi.

Mantan politisi PDI Perjuangan ini, di Jakarta, Senin, melihat cukup banyak kader terbaik partai yang sudah bekerja keras dan berdedikasi untuk partainya, tapi tidak mendapat tempat yang layak dalam daftar caleg dan bahkan ada yang menjadi calon.

"Partai malah memilih caleg yang berlatar belakang populer serta memiliki kemampuan finansial kuat, meskipun belum bekerja keras di partai dan belum terlihat dedikasinya untuk partai," katanya.

Dia kataka, "Kini anggota legislatif yang terpilih pada Pemilu Legislatif 2009 dan 2014 adalah pengusaha dan artis, yang kemampuan politiknya masih diragukan."

Menurut dia, hal ini berdampak kepada kinerja DPR maupun DPRD menjadi menurun, terutama pada tugas legislasi dan pengawasan.

"Figur-figur anggota legislatif yang belum matang di organisasi juga membuat hubungan antara fraksi di DPR dan DPP menjadi kurang erat," katanya.

Menurut Novi, jika kinerja parlemen menurun, sesungguhnya yang mengalami kerugian bukan hanya caleg, tapi juga partai politik dan masyarakat.

Noviantika sendiri pernah menjadi anggota DPR RI periode 1999-2004 dan 2004-2009 dari Fraksi PDI Perjuangan, tapi kemudian mengundurkan diri dari DPR RI dan dari PDI Perjuangan pada 2005, karena adanya perbedaan sikap.

Pengurus induk organisasi Bola Basket Asia (FIBA) ini mengusulkan agar partai politik menyiapkan kader terbaiknya dan menempatkannya dalam daftar utama caleg.

Menurut dia, partai politik agar mengakomodasi kader-kader terbaik yang sudah bekerja keras, sehingga proses rekreutmen dan regenerasi kader di partai politik dapat berjalan baik.

Dia pernah menjadi bendaraha DPP PDI Perjuangan dan orang dekat Megawati Soekarnoputri. Walau sudah bekerja keras di PDI Perjuangan, Nasution memilih keluar dari PDI Perjuangan karena ada perbedaan sikap pada 2005.

Pada Rapat Kerja Nasional PAN, di Jakarta, 6-7 Mei 2015, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, hadir.

"Setelah 10 tahun tidak bertemu, saya segera menyalami Ibu Megawati ketika hadir di pembukaan Rakernas PAN, meskipun kurang mendapat tanggapan," katanya. 

Megawati --dalam kapasitas mantan presiden-- juga bisa dibilang hampir tidak pernah hadir dalam upacara peringatan detik-detik kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka, setelah dia lengser dari kekuasaan. 

Megawati malah menggelar sendiri upacara peringatan kemerdekaan itu di Kantor Pusat DPP PDI Perjuangan, di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan. Saban upacara itu digelar, dia menjadi inspektur upacara. 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015