Kuala Simpang, Aceh Tamiang, 28 Desember 2006 (ANTARA) - Banjir bandang dan tanah longsor masih menghantui Kabupaten Aceh Tamiang. Salah satu daerah yang minim bantuan adalah kota Kuala Simpang. Selain ruas jalan di Iskandar Muda terputus, sejumlah pohon dan tiang-tiang listrik pun tumbang dan berhamburan di jalan. Kini kota ini, mirip kota mati. Gelap, tak berpenghuni. Cobaan tak berhenti sampai di situ. Bantuan pemerintah ternyata masih minim. Sedangkan penyakitpun semakin menjadi bahkan di sejumlah warga masih mengeluhkan air bersih, karena selama ini, untuk mengkomsumsi air, warga terpaksa meminum air sungai yang bercampur lumpur. Akibatnya sejumlah warga mengalami penyakit diare dan gatal-gatal. Keluhan serupa juga terjadi ketika Lembaga Kemanusian PKPU menyisir Sungai Tamiang. Salah seorang korban bernama Anto. Warga Desa Pengindam Bawah mengeluh atas lambatnya bantuan pemerintah dan Pemda setempat. Keluhan tersebut diamini oleh anggota komisi A DPRD NAD PKS, Makhyaruddin, selain keterlambatan pendistribusian logistik, evakuasi korban sangat lambat. Makhyaruddin berharap koordinasi Satkorlak dengan satlak masing-masing kabupaten harus jelas. PKPU Peduli Bencana Sebagai andil membantu pemerintah (Rabu, 27/12). PKPU telah mendistribusikan logistik berupa susu bayi, beras, susu ibu hamil, makanan bayi dan sejumlah pembalut wanita di daerah minim bantuan, seperti Desa Arus Sembilan, Desa Pematang Durian dan Desa Pengindam Bawah. Namun hingga berita ini diturunkan, masih banyak daerah di Aceh Tamiang yang belum tersentuh. Seperti, Pulo Tiga (Tamiang Hulu), Simpang Kiri (trenggulun) dan desa-desa di bantaran Sungai Tamiang. Dalam waktu dekat PKPU akan menaklukkan 2 kecamatan minim lainnya yaitu di daerah Aceh Tamiang dengan memberikan bantuan logistik. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Lufti Avianto, PKPU, 0856 917 927 04 (T.AD001/B/W001/W001) 28-12-2006 17:27:26

Copyright © ANTARA 2006