Jakarta (ANTARA News) - Lima hari pascabencana banjir di Aceh Timur, Tentara Nasional Indonesia (TNI) mulai menembus beberapa wilayah yang selama ini masih terisolir seperti Kecamatan Simpang Jernih. "Kecamatan Simpang Jernih merupakan daerah terisolir yang sulit dijangkau melalui darat. Kecamatan itu, hanya dapat dijangkau menggunakan helikopter atau perahu," kata Komandan Kodim-0104/Aceh Timur, Letkol Inf Herry Safari usai meninjau langsung kondisi pengungsi korban banjir di desa Simpang Jernih, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, Kamis. Usai memberikan bantuan kemanusiaan berupa makanan dan obat-obatan, ia mengatakan, pihaknya bersama jajaran muspika setempat akan memanfaatkan kayu-kayu gelondongan yang hanyut di sungai untuk pembangunan barak-barak pengungsian bagi masyarakat setempat yang menjadi korban banjir. Di desa yang berjarak 80 kilometer arah utara Kota Langsa itu, tercatat 2.752 jiwa dari 661 kepala keluarga (KK) yang terpaksa mengungsi karena banjir melanda daerah itu akhir pekan silam. Saat ini, para pengungsi itu ditampung sebagian di Kantor kecamatan, Koramil, dan Polsek. Daerah terisolir lainnya yang terdapat di Kecamatan Simoang Jernih adalah Desa Pantai Kera, Desa Batu Sumbang, Tampor Bor, Tampor Paloh dan Desa Meulidih.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006