Yerusalem (ANTARA News) - Juru bicara Partai HAMAS di Palestina, Fawzi Barhoum, mengutuk eksekusi dari mantan Presiden Irak Saddam Hussein, Sabtu, dan mengatakan bahwa peristiwa itu merupakan sebuah "pembunuhan bermotif politik", demikian laporan radio Israel. Barhoum menyebut Saddam Hussein sebagai seorang "tahanan perang", dan menilai bahwa hukuman gantung merupakan "sebuah pelanggaran terhadap hukum internasional." Gerakan Islam HAMAS yang sejak Maret 2007 memimpin pemerintahan di Palestina, menurut Barhoum, juga mengutuk waktu dari eksekusi yang jatuh pada pagi hari perayaan hari raya Idul Adha 1427 Hijriyah bagi umat Islam sedunia. Sementara itu, juru bicara HAMAS di kota di Tepi Barat, Tul Karem, juga mengutuk eksekusi terhadap Saddam, dan dalam khutbah Idul Adha di masjid secara khusus menyalahkan dan mengutuk Amerika Serikat (AS). Di Jenin, gerakan Fatah yang menjadi lawan politik HAMAS juga menyerukan sebuah masa berkabung dan mengutuk eksekusi terhadap Saddam Hussein. Bahkan, menurut jaringan media Palestina, para tahanan negerinya yang di penjara Israel telah mengumumkan hari berkabung. Palestina dan Irak saat Partai Baath pimpinan Saddam Hussein berkuasa telah mengalami perubahan hubungan selama beberapa tahun, apalagi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pimpinan Yasir Arafat (kini almarhum) mendukung Saddam di tahun 1990 ketika menduduki Kuwait. (*) (Foto repro AFP/Al Iraqiya TV: Saddam Hussein Menjelang Dieksekusi)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006