... pedagang manusia membiarkan delapan pria Rohingya naik kapal tanpa bayar, tetapi kemudian menuntut 6.500 ringgit Malaysia untuk menyelundupkan mereka ke Malaysia...
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri Malaysia, Zahid Hamidi, mengumumkan, kuburan-kuburan massal telah ditemukan di bagaian utara negeri itu dekat dengan kamp-kamp penahanan yang dikelola para pedagang manusia.

Hamidi yang dikutip the Star dan pernyataannya dimuat di laman surat kabar itu, Minggu, mengatakan, kuburan-kuburan itu ditemukan di sepanjang perbatasan dengan Thailand.

"Tetapi kami belum tahu ada berapa banyak. Kami kemungkinan besar akan menemukan jasad-jasad lagi," kata Hamidi. 

Harian itu sebelumnya dalam laporan-laporannya menyebutkan makam-makam mungkin berisi jasad ratusan migran asal Bangladesh dan Myanmar.

Dari Desa Alaethakaw, Myanmar, sedikitnya delapan Muslim Rohingya dari Myanmar dilaporkan termasuk di antara 200 migran yang diselamatkan dari satu kapal Angkatan Laut Myanmar, Kamis, menurut wawancara Reuters.

Ini berbeda dari laporan-laporan resmi yang menyebutkan semua migran di atas kapal itu berasal dari Bangladesh.

Myanmar ingin menunjukkan operasi penyelamatan itu sebagai bukti ribuan "orang perahu" bukan orang-orang Rohingya yang dianiaya asal Myanmar. Sekaligus membantah Myanmar melakukan aksi diskriminasi terhadap kelompok minoritas itu, dan menolak tekanan supaya membantu menyelesaikan masalah itu. 

Asia Tenggara menghadapi krisis kemanusiaan yang melibatkan ribuan orang yang diperdagangkan dari Myanmar dan Bangladesh ke Malaysia dan Indonesia. Setelah operasi penumpasan mengganggu rute-rute penyelundupan, banyak orang sekarang terperangkap di laut yang PBB melukiskannya sebagai keranda terapung.

"Ini jelas memperlihatkan orang-orang perahu bukan dari Myanmar, bukti kuat," kata Zaw Htay, seorang pejabat senior dari Kantor Presiden Myanmar, dalam pernyataannya di Facebook yang mengumumkan penyelamatan kapal itu pada Jumat.

Tetapi dalam satu kunjungan ke sebuah desa terpencil di bagian baratlaut Myanmar, tempat lebih 200 orang pria yang diselematkan sedang diberi makan dan dirawat di satu sekolah Islam, wartawan Reuters mewawancarai sekelompok Muslim Rohingya dari desa Kyak Taw di negara bagian Rakhine.

"Kami tak punya pekerjaan dan nekad menumpang kapal itu," kata Marmot Rarbi, 23 tahun. Dia mengatakan para pedagang manusia membiarkan delapan pria Rohingya naik kapal tanpa bayar, tetapi kemudian menuntut 6.500 ringgit Malaysia untuk menyelundupkan mereka ke Malaysia.

Rarbi mengatakan dia di atas kapal itu selama lebih tiga bulan.

Ribuan orang Rohingya telah naik ke kapal-kapal yang memperdagangkan mereka. Sebagian besar orang Rohingya yang berjumlah 1,1 juta dan tinggal di bagian barat Myanmar tak memiliki negara dan hidup dalam kondisi seperti apartheid. 

Rohingya merupakan kelompok minoritas muslim di negara junta militer itu. Hampir 140.000 orang terdampar dalam bentrokan-bentrokan mematikan dengan penganut Buddha di negara bagian Rakhine pada 2012. 

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015