Baghdad (ANTARA News) - Televisi Irak menayangkan jenazah Saddam Hussein yang terbungkus kafan, beberapa jam setelah mantan Presiden Irak itu dihukum mati, Sabtu pagi sekira pukul 06:00 waktu Baghdad. Saddam digantung empat hari setelah pengadilan banding di Irak menolak permohonan bandingnya atas hukuman mati yang dijatuhkan kepadanya lantaran tuduhan melakukan kejahatan kemanusiaan terkait dengan pembunuhan 148 orang di kota Dujail, Irak, pada 1982. Sebelumnya, televisi Irak menayangkan gambar Saddam pada saat-saat terakhir sebelum pelaksanaan hukuman mati itu. Gambar-gambar televisi menunjukkan mantan presiden Irak itu diborgol ketika dua algojo bertopeng yang memakai jaket hitam mengikatkan kain dan kemudian memasang tali di sekitar lehernya. Detik-detik kematian Saddam tidak tercakup dalam liputan tersebut. Saddam, yang mengenakan pakaian hitam, tampak tenang di dalam sebuah ruangan beratap rendah, di mana pagar kecil dipasang di sekitar tiang gantungan. Ia tampaknya menolak tawaran algojo untuk dipakaikan kerudung. Sementara itu, ratusan orang Irak di Tikrit, kota asal Saddam, berdemonstrasi menentang eksekusi tersebut Sabtu. Para pemrotes itu berkumpul di depan Masjid Saddam di pusat kota Tikrit, 180 kilometer sebelah utara Baghdad, dengan meneriakkan slogan-slogan pro-Saddam. Mereka mendesak pemerintah Irak menyerahkan mayat Saddam kepada keluarganya. Aparat kepolisian tidak mengambil tindakan terhadap demonstrasi tersebut. Pihak berwenang Irak sebelumnya memberlakukan larangan keluar rumah empat hari di Tikrit untuk menghindari reaksi yang tidak diharapkan dari para pendukung Saddam. (*) (Foto repro AFP/Al Iraqiya TV: Saddam Hussein menjelang dihukum gantung)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006